Bassra Gelar Halalbihalal di Gedung Utama P4TM, Mahfud MD dan Achsanul Qosasi Sampaikan Orasi Madura untuk Indonesia

Media Jatim
Bassra 2023
(Buyung Kurniawan/K-TV) Koordinator Pusat Bassra RKH. Mohammad Rofii Baidhowi didampingi para pengurus berfoto bersama putra daerah: Menko Polhukam Mahfud MD, Anggota III BPK RI Achsanul Qosasi, Pangdam V/Brawijaya Farid Makruf, Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fata, Wagub Emil Dardak, Ketua P4TM H. Khairul Umam usai acara silaturahmi dan halalbihalal di Pamekasan, Sabtu (27/5/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) menggelar silaturahmi dan halalbihalal bertema “Berkhidmat Bersama dari Madura untuk Indonesia” di Gedung Utama P4TM di Jalan Raya Blumbungan, Kecamatan Larangan, Sabtu (27/5/2023).

Silaturahmi dan halalbihalal ini dibuka oleh Koordinator Pusat Bassra RKH. Mohammad Rofii Baidhowi.

Ketua Panitia Silaturahmi dan Halalbihalal Bassra H. Khairul Umam menerangkan bahwa kecintaan ulama terhadap masyarakat luar biasa.

Salah satu bentuk kecintaan ulama ialah mendorong kesejahteraan untuk petani tembakau. “Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM) dibentuk atas dorongan dan restu Bassra,” ungkapnya, Sabtu (27/5/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Bassra KH. Syafik Rofii mengajak masyarakat Madura untuk tidak berpecah belah menghadapi momentum politik 2024.

“Kedua, ada Rancangan Undang-Undang kesehatan, bahwa rokok ini disetarakan narkoba, di sisi lain sekitar 2 juta masyarakat Madura menggantungkan hidupnya kepada tembakau,” terangnya.

Jika rokok ini benar-benar disetarakan dengan narkoba, lanjut Kiai Syafik, maka rokok tidak boleh beredar.

“Ini efek dominonya besar, termasuk pada kopi, kami berharap RUU ini bisa dibatalkan atau ditinjau ulang,” minta Kiai Syafik.

Kiai Syafik mengakhiri sambutannya dan mengucapkan terima kasih kepada P4TM karena sudah total membantu pelaksanaan acara. “Semoga ini dicatat amal baik oleh Allah Swt.,” doanya.

Baca Juga:  H. Her Datangi DPR RI, Desak Pemerintah Turun Tangan Atasi Mafia Tembakau di Madura

Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang hadir pada kesempatan tersebut memastikan pemerintah provinsi juga akan mendorong kesejahteraan bagi petani tembakau.

“Kami dan Komisi B DPRD Jatim sudah menggodok raperda perlindungan tembakau, harapannya, tembakau dari hulu ke hilir berpihak kepada petani,” paparnya.

Emil juga mengatakan, tembakau adalah industri terbesar kedua setelah makan dan minum di Jawa Timur.

“Sebab itulah kami membuat raperda karena tembakau jadi gantungan masyarakat di Jatim termasuk Madura,” jelasnya.

Acara puncak Bassra ini diisi dengan orasi kebangsaan oleh putra Madura. Pertama disampaikan Angota III BPK RI Prof. Achsanul Qosasi, dan kedua oleh Menko Polhukam Prof. Mahfud MD.

Achsanul mengatakan, jumlah orang Madura yang mengadu nasib ke luar negeri sudah berkurang 40 persen dari jumlah rata-rata 20 ribu per tahun pada tahun-tahun sebelumnya.

“Saya meyakini karena ada industri yang bergeliat di Madura, dan bisa jadi, ini industri yang dijalankan oleh P4TM, dan semoga terus menjalankan skenario bisnis yang bagus ke depan,” paparnya.

Sedangkan Mahfud MD menceritakan bahwa orang-orang Madura sudah lama berkiprah dan berjuang untuk Indonesia. Di antaranya ada Halim Perdana Kusuma, M. Tabrani dan Syaikhona Kholil Bangkalan.

Baca Juga:  Bermacam-macam Roti Bisa Anda Nikmati di Bee Bakery Sumenep: Chiffon Cake Primadonanya!

Saat ini, kata Mahfud, perjuangan bangsa tidak lagi melawan penjajah, tapi membangun moralitas bangsa.

Berkaitan dengan ini, lanjut Mahfud, Bassra kemudian merekomendasikan tiga model pembangunan Madura untuk Indonesia.

Pertama, islami, kedua penuh nilai-nilai kebangsaan Indonesia dan ketiga, menjaga kearifan lokal Madura.

“Putra Madura ada di mana-mana, di Polri, Kementerian, Pangdam V Brawijaya, di mana-mana, mari kita bangun negara ini dengan sumber daya alam yang ada, untuk membangun Indonesia,” jelasnya.

Untuk diketahui, Bassra adalah perkumpulan ulama pertama di Madura yang lahir pada tahun 90-an. Bassra digagas oleh para ulama pesantren karismatik di zamannya.

Bassra memiliki misi “Membangun Madura bukan Membangun di Madura”. Berikut kepengurusan inti Bassra;

Di Pamekasan:
• KH. Mohammad Rofii Baidhowi (Koordinator pusat)
• KH. Mudatssir Badruddin
Bangkalan:
• KH. Syafik Rofii (Sekjend)
• KH. Makki Nasir
• KH. Imam Bukhori
Sumenep:
• KH. Ahmad Fauzi Tidjani
• KH. M Sholahuddin Abd. Waris.
Sampang:
• KH. Mahrus Malik
• KH. Syafi’ Wahid.(*/ky)