Sumenep, mediajatim.com — Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep Arif Susanto mengatakan, 60 persen sampah di TPA merupakan sampah anorganik yang berasal dari rumah-rumah warga dan lingkungan pasar.
Sementara itu, untuk sampah yang berasal dari industri-industri di Sumenep, Arif mengaku belum tahu secara rinci.
“Karena perusahaan di Sumenep tidak ada yang menonjol, jadi kami tidak menjangkau ke arah itu. Semua sampah dari berbagai jenis yang ada di TPA, mulai dari plastik, botol, sisa makanan, sisa sayur dan lainnya, kita kumpulkan dari rumah ke rumah, dari pasar ke pasar,” jelasnya, Selasa (6/6/2023).
Ditanya soal agenda DLH Sumenep untuk meminimalisasi produksi sampah, pihaknya menuturkan akan membuka ruang kepada pemulung untuk memungut sampah di TPA.
“Di TPA Sumenep, ada pemulung yang memungut sampah memang untuk dijual dan diolah,” ucapnya.
Arif menambahkan, DLH Sumenep kini juga sedang gencar mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah plastik.
Jika sampah plastik itu diolah, kata Arif, bisa menjadi peralatan berharga, seperti kertas, botol, meja dan kursi.
“Mengigat pendaurulangan sampah masih kami persiapkan, jadi saat ini kami melakukan sosialisasi pada masyarakat agar plastik kresek tidak dibuang cuma-cuma,” pungkasnya.(mj12/faj)