Sumenep, mediajatim.com – Angka stunting di Sumenep masih cukup tinggi meski sudah mengalami penurunan, jika dibanding target stunting nasional 14 persen.
Berdasarkan data yang diperoleh mediajatim.com, stunting di Sumenep yaitu 34,4 persen pada 2020, kemudian 29,0 persen pada 2021, kemudian 21,6 persen pada tahun 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep Agus Mulyono menuturkan bahwa penyebab masih tingginya stunting yaitu pernikahan anak pada usia dini yang masih tinggi.
“Menikah pada usia dini itu berisiko dan berpotensi meningkatkan angka stunting,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Rabu (5/7/2023).
Lalu dari pernikahan pada usia dini itu, kata Agus Mulyono, banyak pasangan suami istri yang belum mengerti pola pengasuhan yang baik untuk anak.
“Parahnya, mereka juga tak mengerti pola pengasuhan baik untuk bayi yang masih dalam kandungan ibu,” terangnya.
Kendati demikian, Agus tetap optimis angka stunting di Sumenep bisa turun signifikan sebab dukungan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PPK) Sumenep.
“Dengan dukungan tersebut, kami yakin penurunan angka stunting di Sumenep pada tahun depan mencapai 14 persen,” jelasnya.
Menurut Agus, sejak Bupati Sumenep Achmad Fauzi memimpin, tahun 2021 hingga saat ini, sudah berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 7,4 persen, dan pencapaian tersebut berkat dari upaya berbagai pihak.
“Beberapa waktu lalu, kami membagikan daging ayam dan telur sehat untuk keluarga risiko stunting dan, upaya pengedukasian tentang risiko stunting ke ibu-ibu rumah tangga di desa,” ucapnya.
Sementara, Anggota DPRD Sumenep Nia Kurnia Fauzi mendukung seluruh elemen yang dimotori oleh Dinkes P2KB setempat, untuk memasifkan upaya penurunan angka stunting.
“Tingginya angka stunting ini tentunya mengharuskan kita untuk bekerja keras dalam rangka menurunkan kasus stunting di Sumenep,” sebutnya.
Menurut Politisi PDIP tersebut, ada lima pilar yang harus diaplikasi Pemkab setempat untuk menurunkan angka stunting.
“Lima pilar tersebut yaitu meningkatkan konsumsi asupan gizi dan vitamin pada masyarakat, perbaikan pola asuh pada anak, pelayanan kesehatan, membaiknya kesehatan pada lingkungan dan perbaikan sektor sosial ekonomi,” pungkasnya.(iq/rif)