Pemkab Pamekasan Klaim Biaya yang Dikeluarkan Petani untuk Tanam Tembakau 2023 Menurun

Media Jatim
BEP Tembakau Pamekasan
(Dok. Media Jatim) Gambar BPP Tembakau Tahun 2022 dan 2023.

Pamekasan, mediajatim.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan sudah merilis Break Event Point (BEP) atau Biaya Pokok Produksi (BPP) Tembakau Tahun 2023.

Pada rilis tersebut, BPP Tembakau 2022 ternyata lebih tinggi nilainya daripada BPP Tembakau Tahun 2023 atau terjadi penurunan biaya produksi tanam tembakau tahun ini.

Pada 2022, BPP Tembakau Gunung Rp54 ribu, dan Rp53 ribu pada 2023. Tembakau tegal Rp47 ribu pada 2022 dan Rp44 ribu pada 2023. Hanya tembakau sawah yang naik: Rp34 ribu pada 2022 dan Rp39 ribu pada 2023.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Ajib Abdullah menjelaskan, turunnya biaya produksi tanam tembakau ini adalah sebuah pencapaian di satu sisi.

“Berarti pemkab berhasil mencari skema untuk menekan biaya pokok produksi tembakau,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Sabtu (15/7/2023).

Ajib mengakui ada kenaikan harga-harga dan biaya produksi untuk menanam tembakau tahun ini, namun, hasil produksi tembakau juga melonjak lebih dari kenaikan biaya produksi tersebut.

Baca Juga:  Melesat 3 Tahun Terakhir, 100 Pelaku IHT Ikuti Bimtek Peningkatan SDM Disperindag Pamekasan

“Karena produksi meningkat, maka biaya yang dikeluarkan oleh petani akan terbilang lebih sedikit, karena rumus BPP ini adalah biaya produksi dibagi hasil produksi,” terangnya.

Dia mengatakan, DKPP dengan dinas terkait sudah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil produksi tanaman tembakau.

Dulu, klaim Ajib, yang biasanya per haktare hanya menghasilkan 600 kilogram, dengan bibit prancak 95, maka sejak 2021, per haktare sudah bisa menghasilkan 800 kilogram.

“Kita melakukan uji coba, jarak antartanaman atau pohon diperpendek, sehingga satu hektare yang semula berisi 25 ribu batang menjadi 35 ribu batang, produksinya akhirnya terus meningkat dari 600 ke 750 kilogram untuk tembakau gunung,” paparnya.

Bertambahnya jumlah pohon yang ditanam akan menambah biaya, tetapi, imbuh Ajib, masih akan lebih besar hasil produksinya.

Baca Juga:  Disperindag Pamekasan Anggarkan Rp1,9 Miliar untuk Pembangunan Fasilitas SIHT

“Misal uang atau biaya yang dikeluarkan Rp1 juta, hasil produksinya hingga 600 kilogram, maka biaya dibagi hasil produksi, hasilnya adalah apa yang disebut BPP tembakau per kilogram,” jelasnya.

Peningkatan hasil produksi tembakau ini, lanjut Ajib, secara otomatis akan menekan biaya yang dikeluarkan.

“Dengan menambah tanaman akan nambah biaya tapi juga ada hasil produksi yang melonjak, itu yang menentukan BPP 2023 menurun dari BPP 2022,” terangnya.

Sebelum dikeluarkan BPP ini, imbuh Ajib, sudah dihitung berapa biaya air, pupuk, buruh dan seterusnya. Termasuk, kenaikan harga untuk membuka lahan juga sudah dihitung.

“Kalau tahun depan hasil produksi tetap, dan biaya produksi naik, maka BPP-nya juga akan naik, karena begitu rumusnya,” tuturnya.(*/ky)