Bangkalan, mediajatim.com — Masyarakat Bangkalan dilanda bencana kekeringan kritis. Akibat kekeringan ini, warga harus menempuh jarak tujuh kilometer untuk mendapat air bersih.
Warga Desa Pangeleyan, Kecamatan Tanah Merah, Ahmad Faruk mengaku kesulitan mendapat air bersih karena desanya dilanda kekeringan.
Menurut Faruk, warga yang ingin air bersih harus jalan kaki tujuh kilometer menuju sumber air di perbatasan Desa Padurungan dan Desa Kranggan Barat.
“Itu satu-satunya sumur di tengah sawah yang masih ada airnya. Yang mau ambil harus antre karena banyak orang,” terangnya, Selasa (25/7/2023).
Salah seorang perangkat Desa Pangeleyan Zaiqhulhak Alfarisi mengatakan, kekeringan yang melanda desanya itu menjadi masalah tahunan yang belum teratasi hingga saat ini.
“Kami dapat dua bantuan tangki air dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, tapi masih belum cukup memenuhi kebutuhan warga,” jelasnya, Selasa (25/7/2023).
Kepala BPBD Bangkalan Geger Heri mengatakan, Desa Pangeleyan sudah mendapatkan bantuan 5.000 liter air bersih.
Pihaknya sadar bahwa bantuan air bersih yang setiap hari disalurkan ke Desa Pangeleyan itu tentu tidak sebanding dengan kebutuhan air bersih warga setempat.
“Sementara ini, kami masih memberikan satu tangki air, karena ada 72 desa di Bangkalan yang sama-sama membutuhkan,” tuturnya, Selasa (25/7/2023).
Lebih lanjut Heri memaparkan, anggaran bantuan air bersih untuk wilayah yang dilanda kekeringan hanya Rp23 juta.
Selain keterbatasan anggaran, kata Heri, BPBD Bangkalan juga tidak memiliki armada pengangkut air.
“Karena itulah, dari anggaran tersebut kami hanya bisa mengirim satu tangki setiap hari melalui PDAM Bangkalan ke lima desa. Puncak kekeringan ini diperkirakan terjadi hingga Agustus-September 2023 mendatang,” pungkasnya.(hel/faj)