Sampang, mediajatim.com — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang membentuk Tim Gabungan untuk menelusuri lembaga yang menggunakan buku ajar menyimpang.
Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti temuan Media Literasi Kampus Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (MLK IAI Nata) Sampang tentang 69 bahasan menyimpang dalam 8 buku ajar Madrasah Tsanawiah (MTs) dan Madrasah Aliah (MA) setempat.
Tim Gabungan Kemenag Sampang memulai penelusuran terhadap 163 Madrasah Tsanawiah (MTs) sejak Selasa (8/8/2023) hingga Jumat (11/8/2023).
Hasil dari penelusuran tersebut, Tim Gabungan berhasil menemukan 57 MTs ternyata masih menggunakan buku ajar menyimpang.
Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penma) Kantor Kemenag Sampang Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa penelusuran tersebut bukan dalam rangka menarik buku ajar tersebut.
“Sementara untuk penarikan harus menunggu surat edaran resmi dari Kemenag pusat,” ungkapnya, Jumat (11/8/2023).
Agar tidak menimbulkan polemik, kata Wahyu, Tim Gabungan yang turun ke madrasah mengimbau agar MTs yang menggunakan buku ajar menyimpang tersebut tidak digunakan dulu.
“Materi yang menjadi temuan, diminta dilewati dulu, dan mengajarkan di tema selanjutnya saja. Dan untuk hasil penelusuran tersebut akan dilaporkan langsung ke Kemenag Jawa Timur,” jelasnya.
Wahyu menambahkan, untuk buku ajar tingkat MA saat ini masih dalam tahap kajian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan MLK IAI Nata Sampang.
“Tim Gabungan saat ini masih fokus menelusuri tingkat MTs. Namun kalau hasil kajian yang buku MA nanti sudah jelas halaman dan materinya yang mana, maka akan segera ditelusuri juga,” ucapnya.
Terlepas dari itu, Wahyu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah aktif merespon terkait 8 buku ajar yang menyimpang tersebut. “Ini akan menjadi atensi kami untuk selanjutnya,” pungkasnya.(rif/faj)