Sampang, mediajatim.com — Wisata Gua Lebar milik Pemerintah Kabupaten Sampang di Kelurahan Rong Tengah, Kecamatan Sampang telah resmi ditutup sejak akhir 2021 lalu.
Wisata pelat merah tersebut ditutup karena lokasinya rawan longsor dan membayarkan bagi para pengunjung. Pasalnya, lokasi wisata tersebut masuk wilayah kapur.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Sampang Marnilem menjelaskan bahwa penutupan wisata gua tersebut sudah berdasarkan kajian.
“Prioritas kami dalam mengembangkan wisata, yaitu faktor keamanan. Kami tidak mau menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat,” ungkapnya, Senin (2/10/2023).
Karena misal terjadi longsor, kata Marnilem, yang bertanggung jawab pasti Disporabudpar Sampang.
“Ketimbang berisiko memakan korban, ya tutup saja. Kami tidak mau kecelakaan yang terjadi di wisata lain itu juga terjadi di Gua Lebar,” ujarnya.
Marnilem mengaku memang sengaja tidak menganggarkan dana pembangunan untuk wisata yang memang berpotensi membahayakan pengunjung itu.
“Kami memilih untuk tidak menganggarkan Gua Lebar karena rawan longsor dan memang minim pendapatan ke Pemkab,” paparnya.
Sebelum wisata gua tersebut dibuka, terang Marnilem, memang tidak pernah dilakukan kajian mendalam terkait lingkungan sekitar wisata tersebut.
“Baru setelah ramai pengunjung, banyak usulan agar wisata tersebut dilakukan kajian struktur batunya,” ujarnya.
Berdasarkan hasil kajian, lanjut Marnilem, gua tersebut memang terdiri dari kapur bukan batu cadas.
“Dulu sempat longsor namun untungnya tidak ada korban, sebab terjadi pada pukul 02.00 WIB dini hari,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga Dusun Capo, Desa Ragung, Kecamatan Pangarengan, Fauziyah Soadah (21) menjelaskan bahwa wisata Gua Lebar masih dibuka.
Bahkan, pada Jumat (29/9/2023) lalu, dia mengaku berkunjung bahkan masuk ke dalam gua tersebut.
“Harusnya kalau berbahaya, pintu masuknya ditutup dan diberi penghalang dari bambu atau sejenisnya, saya kemarin tidak lihat,” ungkapnya, Senin (2/10/2023).
Selain itu, kata Fauziyah, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa wisata ditutup atau berbahaya.
“Saya tidak paham, apakah wisata tersebut masih buka, tutup atau hanya sekadar tidak terawat,” pungkasnya.(rif/faj)