Display 17 Agustus _20240918_112934_0000

SKK Migas Jabanusa-KKKS Cluster Timur Gelar Lokakarya Media III di Bali: Bahas Ketahanan Energi Nasional!

Media Jatim
SKK Migas Jabanusa
(Dok. Media Jatim) Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi (tengah) bersama jajaran dalam acara Lokakarya Media Periode III di The Trans Resort, Bali, Rabu (15/11/20223).

Nasional, mediajatim.com — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Perwakilan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (SKK Migas Jabanusa) menggelar Lokakarya Media Periode III bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Wilayah Timur (KKKS Cluster Timur) di The Trans Resort Hotel, Kuta, Provinsi Bali, selama dua hari (15-16/11/2023).

Lokakarya Periode III ini mengundang sejumlah Pimpinan Redaksi (Pemred) media yang berada di wilayah Jawa Timur.

Sementara tema yang diusung yakni “Roadmap Industri Hulu Migas Menuju Ketahanan Energi Nasional dan Tantangannya dalam Mewujudkan Kedaulatan Energi di Tengah Disrupsi”.

Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa Nurwahidi berterima kasih kepada seluruh media yang telah hadir dengan pemberitaan-pemberitaan positif selama ini.

“Meskipun masih ada pemberitaan negatif, itu akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan koreksi untuk perbaikan,” terangnya.

Nurwahidi menjelaskan, bahwa produksi minyak di Jabanusa melebihi dari target yaitu 6 persen. Sedangkan untuk gas sudah tercapai dari sisi potensial produksi.

“Masih ada sekitar 25 persen gas yang berpotensi untuk diproduksi namun belum dapat dilakukan. Untuk itu kami membutuhkan dukungan media juga untuk mendorong tercapainya realisasi produksi gas tersebut,” terangnya.

Sementara Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Dananjayo Suryodipuro dalam paparannya yang berjudul “Strategi Komunikasi Industri Hulu Migas” menjelaskan bahwa ketersediaan energi tidak lepas dari dinamika dan tantangan yang ada utamanya saat dikaitkan dengan perubahan ekonomi dan geopolitik dunia–pengaruh Amerika Serikat, keamanan, ketahanan, kemampuan energi, tren investasi, dan transisi energi.

“Pada 2022 lalu, industri migas juga berhasil memberikan kontribusi kepada negara sekitar Rp700 triliun. Multiplier effect juga dikontribusikan di industri migas. Contohnya, Husky CNOOC Madura Limited (HCML) telah sukses mengadakan program apprentice di mana potensi lokal dididik untuk kemudian bekerja di HCML. Industri migas juga memberikan kontribusi secara tidak langsung kepada industri lain seperti industri kesehatan, asuransi, vendor-vendor lokal, dan lainnya,” papar Hudi.

Baca Juga:  Pandian Sumenep Jadi Kampung Zakat Terpadu, Kades Harap Warga Bisa Lebih Sejahtera

Potensi migas di Indonesia, imbuh Hudi, juga masih bagus karena dari 128 cekungan yang ada, yang berproduksi baru 20 cekungan. Potensi yang belum diproduksi ini sekitar 4 miliar barel minyak mentah dan 54 triliun kubik gas.

Indonesia, kata Hudi, akan surplus gas bumi dan akan menjadi pionir Liquefied Natural Gas (LNG) dunia sehingga Indonesia akan menjadi eksportir gas.

Banner Iklan Media Jatim

“Angka investasi migas di Indonesia juga sangat bagus, di mana tahun lalu mencapai 12 persen, jauh di atas angka investasi dunia yang hanya 6 persen. Tapi perlu diingat, bahwa kita bersaing dengan negara-negara di dunia yang juga memiliki portofolio migas yang bagus,” terangnya.

Pada kegiatan ini, SKK Migas Jabanusa dan KKKS Cluster Timur juga menghadirkan dua narasumber yaitu Tenaga Ahli Utama Bidang Energi Kedeputian I Kantor Staf Presiden Hageng Suryo Nugroho dan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat & Penegakan Etika Dewan Pres, Arif Zulkifli.

Dalam presentasinya yang berjudul “Peran Industri Hulu Migas Menuju Ketahanan Energi”, Hageng menjelaskan bahwa Indonesia masih punya banyak potensi migas.

Dari 60 basin yang ada, kata Hageng, baru 20 basin yang dieksplorasi. “Artinya, Indonesia masih punya banyak potensi migas dan besar. Indonesia juga menawarkan banyak insentif fiskal, legislatif juga akan merevisi Undang-Undang Migas agar insentif tadi menjadi lebih menarik,” ulasnya.

Baca Juga:  Pagu dan HPS Pengadaan Obat RSU Ketapang Selisih Jauh, DPRD Sampang Minta Dinkes KB Cek ke Lapangan

Permintaan akan energi di Indonesia dan dunia juga besar alias meningkat setiap tahun, lanjut Hageng.

“Itu berarti migas masih dibutuhkan. Kita lihat jumlah kendaraan yang meningkat tiap tahun, pabrik pupuk yang memerlukan gas, pembangkit listrik pun demikian,” sambungnya.

Sedangkan Arif Zulkifli dalam materinya yang bertajuk “Hubungan Narasumber dan Media dalam Mengembangkan Komunikasi yang Efektif di Industri Hulu Migas” menerangkan bahwa ketahanan energi membutuhkan dukungan semua pihak.

Target lifting minyak pada 2024 sebesar 625.000 barel per hari dan itu membutuhakan kerja kolaboratif semua pihak yang salah satunya adalah media.

“Opini publik dibentuk dari opini dan arah pemberitaan media. Krisis komunikasi akan menghambat pencapaian target tersebut,” papar Azul.

Kebebasan pers dan berekspresi hari ini, tambah Azul, harus dikelola dan diatur agar sinergisitas tidak terganggu dan komunikasi tidak salah arah.

“Hak informasi publik perlu dipenuhi, namun, wartawan yang memberitakan juga harus tahu kode etik,” tegasnya.

Penting juga publik dan sejumlah instansi utamanya SKK Migas dan KKKS untuk mengenali media, bentuk, afiliasi dan semacamnya.

Karena dengan mengenal akan terbentuk komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik penting sehingga bisa membangun sebuah hubungan yang harmonis antara media dan publik.

“Kunjungan media, media gathering, dan menjalin hubungan personal dengan jurnalis merupakan bentuk investasi waktu dan tenaga praktisi humas. Investasi yang jelas menguntungkan di masa depan, seperti mudahnya praktisi menghubungi langsung media atau jurnalis yang bersangkutan,” tutupnya.(**/ky)