Pamekasan, mediajatim.com – RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan rutin melaksanakan mini konser setiap Sabtu. Program ini biasanya berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB.
Kegiatan edukasi Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bersama Smartcoustic ini tidak hanya memberikan hiburan kepada keluarga atau kerabat pasien di RSUD Smart Pamekasan, tetapi juga memberikan pendidikan kesehatan.
Kepala PKRS RSUD Smart Pamekasan dr. Ratna Hermawati mengatakan, program Smartcoustic ini merupakan gagasan mantan direktur RSUD Smart Pamekasan dr. Mazhar saat wabah Covid-19 melanda dulu.
“Saat pandemi, setiap orang itu tingkat stresnya tinggi. Kemudian kami punya banyak sekali pasien Covid saat itu. Sehingga keluarga pasien yang menunggu, kami kumpulkan di satu tempat untuk kami beri hiburan sambil diselipkan edukasi kesehatan yang tidak terlalu berat, agar rasa stres mereka bisa lebih ringan,” jelasnya kepada mediajatim.com, Rabu (29/11/2023).
Kalau dulu saat masa pandemi, lanjut Ratna, bentuk edukasinya, seperti cara cuci tangan dengan benar dan etika saat batuk. Namun seiring berjalannya waktu, edukasi kesehatan di program ini diperluas, misal terkait hipertensi, tanda bahaya untuk ibu hamil, keperawatan pascaoperasi, dan sebagainya.
“Kami sebagai Nakes terkadang agak kesulitan. Masyarakat tidak bisa menerima edukasi yang agak berat. Jadi kita bisanya mengedukasi dengan porsi kecil tapi sering,” tuturnya.
Menurut Ratna, program ini tidak hanya penting untuk menambah wawasan keluarga pasien terkait kesehatan, tapi juga penting untuk mendukung kesembuhan pasien.
“Paradigma lama kami selama ini, harus mengedukasi pasien yang sakit habis-habisan. Padahal keluarganya juga perlu diedukasi. Misal pada kasus penderita diabetes, keluarga perlu diedukasi apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pasien atau semacamnya,” paparnya.
Sementara petugas yang melakukan edukasi kesehatan di program ini, ujar Ratna, berasal dari Nakes di masing-masing poli yang ada di RSUD Smart Pamekasan.
“Total ada 34 Nakes dari setiap poli yang bertugas untuk memberikan edukasi kesehatan. Biasanya dalam satu kegiatan melibatkan tiga sampai empat orang. Selain itu, karena kami salah satu rumah sakit pendidikan di Madura, juga ada mahasiswa kesehatan yang dilibatkan sebagai edukator,” terangnya.
Ratna mengaku senang jika selama kegiatan ada timbal balik dari keluarga pasien. “Misal keluarga pasien memberikan feedback pertanyaan, kami sangat apresiasi itu karena berarti mereka menyimak. Sebagai bentuk apresiasi biasanya kami berikan suvenir seperti bantal leher, payung, atau handuk,” tambahnya.
Pihaknya berharap, ke depan semakin banyak masyarakat khususnya keluarga pasien di Pamekasan yang tertarik dan teredukasi dengan cara ini.
“Setidaknya seluruh masyarakat di Pamekasan mendapat edukasi dari kami sekali seumur hidup, itu saja sudah bagus. Tidak perlu berkali-kali karena ini bisa kita akses dari sosmed,” pungkasnya.(fit/faj)