Pamekasan, mediajatim.com — Pada 10 Oktober 2022, Forum Wartawan Pamekasan (FWP) merilis angket tingkat kesulitan konfirmasi kasus ke Mapolres Pamekasan.
Hasilnya, 19 dari 21 responden FWP menjawab sulit atau 95 persen wartawan yang menjadi responden FWP menjawab kesulitan untuk konfirmasi sebuah perkara ke Polres Pamekasan. Kala itu, Kapolres Pamekasan dijabat AKBP Rogib Triyanto.
Pada 19 Agustus 2023, 12 wartawan TV keluar dari grup mitra Polres Pamekasan. Pemicunya, Polres menggelar konferensi pers tanpa melibatkan sama sekali insan pers. Saat itu, Kapolres dijabat AKBP Satria Permana.
Bersamaan dengan itu, FWP menginstruksikan anggotanya untuk pamit dari grup mitra Polres Pamekasan. Instruksi itu sebagai wujud protes atas tidak terbukanya akses wawancara terkait banyak kasus di Mapolres Pamekasan.
Pada dua tahun terakhir di atas, komunikasi dan konfirmasi wartawan ke Polres Pamekasan tidak baik-baik saja. Cenderung tertutup dan lelet. Utamanya saat Kapolres AKBP Rogib dan AKBP Satria Permana.
Beruntungnya, akses wawancara yang cukup “buruk” di atas berubah saat kursi Kapolres Pamekasan diduduki oleh AKBP Jazuli Dani Iriawan pada 18 Desember 2023.
Ketua PWI Pamekasan Hairul Anam mengapresiasi pola komunikasi dan terbukanya akses konfirmasi Polres Pamekasan belakangan ini.
“Misal, ya, beberapa waktu lalu konferensi pers kasus tanah nenek Bahriyah itu, Kapolres bawa papan, menjelaskan sedetail mungkin, bahkan sebagian dari isi BAP juga dipaparkan,” ujar Anam, Minggu (14/4/2024).
Anam menilai, keterbukaan akses informasi, wawancara dan konfirmasi ke Mapolres Pamekasan berubah signifikan saat dipimpin AKBP Dani.
“Seingat saya sejak jadi wartawan, belum ada konferensi pers seterbuka kemarin, ini kemajuan bagi Polres, dan ini lagi, chat selalu dibalas oleh Pak Kapolres, konfirmasi cepat dibalas, seperti gak ada yang ditutupi, gak berjarak, begitu adanya, dan itu tanda bahwa beliau ya apa adanya,” paparnya.
Sementara menurut Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Khairul Umam, komunikasi yang dibangun Polres saat ini sudah cukup baik karena polanya tidak berjarak.
“Lintas tokoh, profesi sepertinya sudah bersentuhan langsung dengan Kapolres, dan dari sekian pertanyaan yang diajukan sudah dijawab dari Kapolres. Termasuk penanganan kasus-kasus yang menjadi atensi publik,” kata Irul.
Selebihnya, imbuh Irul, perlu keterbukaan informasi di sektor lain seperti di Satlantas dan Satnarkoba.
“Di bagian Satlantas misal kecelakaan dan pembuatan SIM, STNK, BPKB, dan lain-lain, termasuk di Satnarkoba perlu semakin dibuka lagi,” harapnya.
Ketua Jurnalis Center Pamekasan (JCP) Achmad Jadid mengtakan Polres Pamekasan sudah banyak berubah sejak dikomando AKBP Dani.
“Perubahan yang kami maksud yaitu pertama, wartawan saat ini sangat mudah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hukum yang ditangani Polres Pamekasan. Bahkan dalam beberapa waktu yang lalu, Polres Pamekasan melaksanakan konferensi pers lebih dari satu kali dalam seminggu,” terangnya.
Menurut Jadid, Kapolres juga tidak pernah memberikan jarak kepada media mana pun.
“Bahkan, beliau bersedia memberikan keterangan 24 jam, dan Pak Kapolres Pamekasan menyampaikan keterangan sesuai yang diketahui, dan apabila ada persoalan yang tidak diketahuinya, biasanya Kapolres minta wartawan untuk menunggu,” jelasnya.
Sementara bagi Ketua Komunitas Jurnalis Pamekasan (KJP) Samhari, Kapolres Pamekasan saat ini cukup baik dari pada yang sebelumnya.
“Pak Kapolres sekarang bisa menampung keluhan dan saran dari teman-teman wartawan. Setiap ada penangkapan pasti langsung menggelar konferensi pers, itu yang diinginkan media selama ini,” tuturnya.
Sedangkan Ketua PIJP Sujak Lukman mengatakan hal serupa. “Cukup terbuka, selalu menghargai dan mempersilakan kami sebagai wartawan untuk konfirmasi,” kata Sujak.
Ketua FWP Ongky Arista UA mengaku memiliki penilaian khusus. “Pertama, saya pernah ketemu Pak Kapolres di hotel, tidak pakai seragam, duduk lesehan di lantai teras depan hotel, apa adanya, dan saya menilainya tidak suka pencitraan,” papar Ongky.
Kedua, lanjut Ongky, akses dan pemberitaan khususnya mengenai hukum dan kriminal jauh semakin terbuka dan pemberitaan semakin masif.
“Ini tanda bahwa kita dapat akses baik, wartawan bertanya, kapolres menjawab, muncul berita, beda dengan sebelumnya, wartawan bertanya, Kapolres tidak membalas,” kata Ongky.
Ketiga, pola komunikasi yang dibangun Kapolres AKBP Dani patut menjadi contoh. “Wartawan itu hanya butuh akses wawancara, konfirmasi, begitu akses ini dibuka baik, maka hubungan dengan wartawan akan baik, dan itu telah dilakukan Pak Kapolres Pamekasan hari ini,” katanya.
Ongky juga menilai bahwa terbukanya akses wawancara ini menunjukkan bahwa tidak ada kasus yang “dimainkan” di Polres Pamekasan.
“Karena apa pun yang sudah dibuka ke publik, menjadi konsumsi publik, itu berarti sudah apa adanya, tidak ada yang ditutupi dan tidak ada yang hendak dimainkan,” pungkasnya.(**/ky)