Pamekasan, mediajatim.com — DPC PKB Pamekasan mulai mengibarkan benderanya. Namun bukan bendera figur, melainkan, bendera ide dan gagasan.
Di tengah ramainya bursa figur di Pilkada Pamekasan 2024 dan penjaringan bakal calon bupati di sejumlah partai, PKB justru mengesampingkan itu dan memilih untuk menggelar talk show di Hotel Azana, Kamis (2/5/2024).
Talk show ini menghadirkan tokoh ulama KH. Kholil Muhammad, akademisi UTM Dr. Makhfud Efendy, akademisi UNIRA Dr. Abdurahman dan dua jurnalis senior; Ketua PWI Pamekasan Hairul Anam dan Ketua AJP Khairul Umam.
Para pemateri ini diberi waktu untuk membahas tema, “PKB Bersama Rakyat: Apa Kata Mereka tentang Kepemimpinan Pamekasan”.
Lima pemateri ini membahas bagaimana seharusnya menjadi pemimpin Pamekasan ke depan.
Ketua DPC PKB Pamekasan Ali Wafa mengatakan, bahwa diskusi ini didorong beberapa hal. Pertama, PKB ingin Pilkada Pamekasan menjadi bernilai.
Kedua, PKB terus ingin mendengarkan gagasan yang diinginkan rakyat. Ketiga, PKB tidak ingin menunggalkan bahwa figur hanya kehendak partai melainkan juga kehendak rakyat.
“Oleh karena itu DPC PKB berdiskusi tentang apa yang diinginkan masyarakat, dan para pemikir menyepakati ada talk show, supaya satu sinyal, untuk menuju Pamekasan seperti apa,” paparnya.
Salah seorang narasumber talk show Makhfud Efendy mengapresiasi kegiatan DPC PKB Pamekasan ini. Dia mengatakan, PKB telah menjadi inisiator partai cerdas.
“Jadi, PKB terbuka, open minded, membahas gagasan, membuka wawasan, membuka kritik dan masukan seperti apa pemimpin yang diinginkan, dan PKB akan menyaring hasil diskusi ini menjadi kriteria dan rumusan, saya kira ini langkah partai yang cerdas,” terang Dosen UTM pemerhati garam itu.
Ketua Desk Pilkada DPC PKB Pamekasan 2024 Khairul Umam menegaskan bahwa PKB hari ini ingin tampil menjadi ruang ide dan gagasan.
“Kita tidak cari figur terlebih dahulu, tetapi kita munculkan dulu kriterianya. Kriteria-kriteria itulah yang nanti akan mencari siapa figurnya, dan PKB memilih menggunakan selera rakyat. Bukan selera elit,” paparnya.
Umam menambahkan, bahwa situasi akan berbeda kalau partai mencari figur terlebih dahulu sebab figur ini akan pasti dipaksakan untuk diterima oleh masyarakat.
“Hari ini, kita akan memaksakan selera rakyat itu menjadi karakter bagi figur yang akan muncul. Kami ingin melahirkan teknokrasi di dalam politik. Mengapa ada akademisi, kiai, tokoh perempuan, dan pers yang diundang sebagai pemateri, karena kami ingin mendengar. Hari ini momentumnya PKB mendengar,” pungkasnya.(*/ky)