Pamekasan, mediajatim.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Warisan Budaya Takbenda Tari Unggulan Pamekasan di PKP-RI, Jalan Kemuning, Rabu (29/5/2024).
Dalam kegiatan ini, para peserta, yang terdiri dari guru kesenian SD dan SMP serta pegiat sanggar diajarkan Tari Topeng Ghettak dan Tari Ronding.
Hadir sebagai pengajar tari dalam kegiatan ini, Maestro Tari Topeng Ghettak Parso Adiyanto dan Maestro Tari Ronding Suparto.
Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini dalam sambutannya menuturkan, Pemkab telah berhasil mengusung Tari Topeng Ghettak sebagai warisan budaya takbenda.
“Warisan ini telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada 25 Oktober 2023 lalu. Bisa dibayangkan Tari Topeng Ghettak yang sudah lama kita miliki akhirnya diresmikan juga,” tuturnya, Rabu (29/5/2024).
Pada tahun ini, lanjut Zaini, Disdikbud Pamekasan mengajukan Tari Ronding agar juga bisa diresmikan sebagai warisan budaya takbenda Pamekasan.
“Mari kita berdoa bersama mudah-mudahan akan mendapat sertifikasi juga. Banyak sebetulnya warisan takbenda kita yang harus diajukan. Kalau tidak kita usahakan, budaya dan kesenian ini bisa lepas dan diambil orang lain,” terangnya.
Zaini meminta para guru kesenian yang hadir pada Bimtek ini agar mengajarkan Tari Topeng Ghettak dan Tari Ronding–sebagaimana yang diajarkan oleh dua maestro–kepada anak didiknya di sekolah.
“Setelah Bimtek ini, saya harap guru-guru dapat menyebarluaskan dan mengajarkan kepada seluruh anak didik di sekolah dan sanggar masing-masing, baik kesenian Tari Topeng Ghettak atau Tari Ronding,” harapnya.
Hal ini penting, ujar Zaini, supaya budaya-budaya unggulan Pamekasan tetap lestari sampai kapan pun.
Sementara itu, Maestro Tari Topeng Ghettak Parso Adiyanto mengatakan, sudah saatnya Tari Topeng Ghettak ini kembali ke tempat asalnya, yaitu Kabupaten Pamekasan.
“Saya dan mendiang penggiat Tari Topeng Ghettak berterima kasih kepada Disdikbud Pamekasan karena telah mengembalikan warisan unggulan ini ke tempat asalnya. Naif kiranya kalau sebagai guru kesenian tidak melestarikan budaya ini,” tutupnya.(fit/faj)