Display 17 Agustus _20240918_112934_0000

Respons Sikap PBNU, Nahdiyin di Sumenep Kaji Konsesi Tambang untuk Ormas

Media Jatim
Tambang
(Ikhwan Fajarisman/Media Jatim) Suasana Halaqah Nahdliyin Hijau di Aula Mini Universitas Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Kamis (4/7/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Warga nahdiyin yang tergabung dalam Forum Nahdliyin Hijau (FNH) Sumenep menggelar Halaqah terkait pertambangan di Aula Mini Universitas Annuqayah, Guluk-Guluk, Kamis (4/7/2024).

Halaqah ini diinisiasi oleh sejumlah komunitas dan organisasi, seperti Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Sumenep, B.A.T.A.N, Yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya, Observe Madura, Gusdurian Sumenep, dan Berkah Bumi.

Kegiatan yang diikuti oleh sejumlah kiai, aktivis dan warga nahdiyin di Sumenep ini bertajuk “Menimbang Tambang Perspektif Fiqh dan Sosial Ekologi”.

Sekretaris Panitia Halaqah Moh. Syahri menerangkan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengkaji konsesi tambang yang diberikan Jokowi untuk Organisasi Masyarakat (Ormas), utamanya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah menyatakan menerima.

“Kami warga nahdiyin, jadi wajar saat PBNU menerima konsesi tambang kami harus mengkajinya. Karena tambang itu merusak lingkungan,” terangnya, Kamis (4/7/2024).

Baca Juga:  Mulai Terendus: Nenek Bahriyah Diduga Dikorbankan Anaknya hingga Jadi Tersangka Tanah di Polres Pamekasan!

Sementara itu, Pembina Yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya KH. Mohammad Shalahuddin A. Warits mengatakan bahwa masalah tambang baik di lokal maupun nasional harus diperhatikan secara serius.

“Diskusi ini merupakan sikap kritis kita terhadap PBNU yang kompromi terhadap pengelolaan tambang,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa itu, Kamis (4/7/2024).

Banner Iklan Media Jatim

Pria yang akrab disapa Ra Mamak ini menuturkan bahwa konsesi tambang yang didapatkan PBNU memang bisa jadi strategi konservasi.

“Namun yang dikhawatirkan, (jangan-jangan, red.) dengan konsesi ini kita malah dijual. Dan kita hanya menjadi agen kerusakan,” imbuhnya.

Ra Mamak mengajak para kiai yang hadir dalam Halaqah ini untuk tegas dan menyampaikan aspirasinya kepada PBNU.

“Kita tidak boleh lagi bermain-main dan ragu-ragu dalam memberikan masukan kepada PBNU. Karena kita yang hadir di sini semuanya kiai NU dan dalam ekosistem pesantren,” bebernya.

Baca Juga:  Baznas Sumenep Rayakan HUT ke-22, Sekda Harap untuk Terus Bersinergi

Untuk itu, Ra Mamak meminta, kiai NU harus terus bersuara dalam menyikapi konsesi tambang yang sudah dikantongi PBNU.

“Jika ini tidak kita lakukan, maka pelayanan NU menjadi tidak eksistensial lagi. Karena kita yang seharusnya berada di garda terdepan dalam mendidik masyarakat,” paparnya.

Dia berharap, “Merawat Jagat, Membangun Peradaban” tidak hanya menjadi jargon PBNU di awang-awang.

“Kita harus punya isi dan materi dari apa yang kita gaungkan selama ini. Sehingga kita tidak menjadi bully-an,” pungkasnya.

Diketahui, hadir sebagai pemateri dalam Halaqah ini, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Moh. Shohibuddin dan Peneliti Sajogyo Institut Eko Cahyono.(man/faj)