Pamekasan, mediajatim.com — Dunia bulu tangkis dikejutkan dengan meninggalnya seorang atlet asal China Zhang Zie Jie secara mendadak pada turnamen Badminton Asia Junior Championship 2024 di Yogyakarta, 30 Juni 2024 lalu.
Lambannya penanganan pada Zhang Zie Jie sampai membuatnya tidak tertolong terus menjadi sorotan publik, baik dari masyarakat umum hingga tenaga ahli medis.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Smart Pamekasan dr. Vitriyaturrida mengatakan, Zhang Zie Jie meninggal disebabkan mengalami henti jantung atau cardiac arrest.
“Orang yang mengalami henti jantung memang bisa fatal hingga menyebabkan kematian jika tidak segera ditolong,” ungkapnya, Sabtu (13/7/2024).
Lebih lanjut perempuan yang akrab disapa dr. Vitri ini menerangkan, henti jantung itu merupakan kondisi di mana kesadaran dan napas seseorang tiba-tiba berhenti hingga menyebabkan pingsan atau bahkan kematian.
Karena itu, tutur dr. Vitri, ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menolong orang yang mengalami henti jantung.
Pertama, lanjut dr. Vitri, memberikan pertolongan secara langsung menggunakan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau bantuan dasar pijat jantung.
CPR, terang dr. Vitri, merupakan metode pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung, guna mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darahnya ke seluruh tubuh.
“Sebab, pernapasan dan aliran darah yang berhenti, memicu kerusakan otak yang berpotensi mengakibatkan kematian dalam jangka waktu 8 hingga 10 menit,” paparnya.
Untuk memberikan pertolongan bagi pasien henti jantung, kata dr. Vitri, memang harus peka. “Maka dari itu, edukasi pertolongan henti jantung sangat penting diterapkan khususnya di pusat-pusat olahraga, seperti tempat gym atau lapangan,” jelasnya.
Kedua, lanjut dr. Vitri, melakukan pencegahan dengan skrining untuk mengetahui kondisi jantung.
“Apabila merasa gampang lelah, nyeri dada, sering sesak, jantung berdebar, punya riwayat keluarga meninggal di usia muda secara mendadak, dan berusia di atas 40 tahun, harus segera skrining jantung,” bebernya.
dr. Vitri menambahkan, fenomena meninggalnya atlet asal China itu tidak boleh menjadi alasan bagi masyarakat untuk malas berolahraga.
“Intinya kenali jantungmu sebelum berolahraga, khususnya untuk olahraga berat. Bukan olahraganya yang salah, tapi penyakitnya. Makanya dua hal, yaitu antisipasi dengan skrining dan pertolongan dengan CPR menjadi hal utama dan penting,” tutupnya.(fit/faj/**)