Display Adhyaksa 2024_20240821_153157_0000
Display Adhyaksa 2024_20240821_163122_0000
Display Adhyaksa 2024_20240821_150100_0000

Dokter RSUD Pamekasan Ajak Masyarakat Periksa Jantung Berkala untuk Antisipasi SCD!

Media Jatim
Jantung rsud pamekasan
(Dok. Kompas.com) Ilustrasi jantung manusia.

Pamekasan, mediajatim.com — Kematian mendadak saat berolahraga atau yang dikenal dengan Sudden Cardiac Death (SCD) seringkali terjadi. Menimpa atlet atau warga biasa.

Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Smart Pamekasan dr. Vitriyaturrida, penyebab utama bukan karena olahraga melainkan gangguan atau kelainan pada jantung.

“SCD terjadi karena kerja jantung yang berhenti mendadak atau dikenal dengan istilah henti jantung atau Cardiac Arrest. Ini disebabkan berbagai faktor salah satunya gangguan kelistrikan jantung,” paparnya kepada mediajatim.com, Sabtu (13/7/2024).

Gangguan kelistrikan ini memicu jantung tidak dapat lagi memompa darah ke otak dan paru-paru.

“Pada kondisi ini jantung hanya bergetar tapi tidak berdenyut. Akhirnya tidak ada suplai oksigen ke otak dan paru-paru. Sehingga menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri dan bisa meninggal jika tidak cepat ditolong,” sambungnya.

Baca Juga:  DLH Pamekasan Ajak Masyarakat Kontrol Produksi Sampah

Selain gangguan kelistrikan jantung, faktor genetik dan usia di atas 40 tahun juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami henti jantung.

“Contohnya Burgada Syndrome, ini genetik, jadi tidak bisa diubah. Tapi masalah kelainan jantung ini tidak akan muncul jika tidak ada pencetusnya, salah satunya olahraga fisik berat melebihi kapasitas kerja jantung,” ulasnya.

Karena itu, tambah dr. Vitri, penting melakukan skrining jantung secara berkala khususnya para atlet yang seringkali melakukan olahraga fisik dengan intensitas tertentu.

“Pada kondisi tertentu seorang atlet dengan intensitas olahraga yang berat, lama-lama otot jantung akan mengalami pembengkakan dan menebal atau Kardiomiopati Hipertrofi (KMH). Ini yang menyulitkan jantung memompa darah dan sebabkan kematian mendadak,” jelasnya.

Baca Juga:  Ditugasi Maju Pilkada Pamekasan 2024, Baddrut Tamam: Masih Istikharah!

Jadi, kata dr. Vitri, jangan mengabaikan kesehatan jantung dengan cara lakukan skrining jika sering nyeri dada, sesak, mudah lelah dan memiliki kelainan genetik jantung.

“Bagi penderita penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, hindari risiko dengan menjaga pola hidup dan asupan nutrisi, jangan lupa lakukan skrining jantung berkala, jangan tunggu sakit,” tutupnya.(fit/ky)