InShot_20250612_093447937

218 Ribu Pekerja di Pamekasan Tak Terkaver BPJS Ketenagakerjaan

Media Jatim
Bpjs ketenagakerjaan Pamekasan
(M. Arif/Media Jatim) Lobi utama Kantor BPJS Ketenagakerjaan Pamekasan di Jalan Jokotole.

Pamekasan, mediajatim.com — Per 30 Juli 2024, BPJS Ketenagakerjaan Pamekasan mencatat ada 275 ribu orang yang berstatus sebagai pekerja.

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

Namun, tidak semua dari mereka terkaver dalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Data BPJS, pekerja yang terkaver Jamsostek hanya 20,9 persen atau 57 ribu dari total penduduk yang bekerja.

57 ribu penduduk itu terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, informal atau pekerja mandiri bukan penerima upah. Jumlahnya 5 persen atau sekitar 8 ribu orang.

Kedua, penerima upah atau orang yang bekerja di bawah instansi atau lembaga 53,9 persen atau sekitar 41 ribu penduduk. Ketiga, pekerja konstruksi 23,5 persen atau sekitar 7 ribu orang.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Pamekasan Anita Ardhiana menjelaskan bahwa ketidakpatuhan para pemberi kerja menjadi faktor utama minimnya pekerja terkaver Jamsostek.

“Akibat ketidakpatuhan itu banyak pekerja yang tidak terkaver BPJS, sebab pemberi upah tidak patuh terhadap regulasi,” ungkapnya, Rabu (31/7/2024).

Baca Juga:  Temukan Kasus Polio, RSUD Smart Pamekasan Imbau Anak-Anak Imunisasi Lengkap 

Imbasnya, kata Anita, pekerja yang mengalami kecelakaan tidak akan dapat menerima santunan dan biaya rumah sakit.

“Termasuk para pekerja jasa konstruksi. Kesadaran pemberi upah untuk mendaftarkan pekerjanya itu sangat dibutuhkan sebab masuk pekerjaan berat dan rawan kecelakaan,” terangnya.

Anita berharap masyarakat Pamekasan yang berstatus pekerja dan pemberi kerja bisa memahami manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga secara sadar memahami pentingnya jaminan sosial tenaga kerja.(rif/ky)