Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

Penderita Kanker Paru Mayoritas Pria, Dokter RSUD Smart Pamekasan: Akibat Merokok!

Media Jatim
Kanker Paru
(Dok. Instagram RSUD Smart Pamekasan) Dokter Spesialis Paru RSUD Smart Pamekasan dr. Syaiful Hidayat saat menjelaskan penyebab kanker paru, Kamis (1/8/2024).

Pamekasan, mediajatim.com — RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan menggelar Talkshow Interaktif memperingati Hari Kanker Paru Sedunia di Ruang Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) setempat, Kamis (1/8/2024).

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, yaitu Dokter Spesialis Paru RSUD Smart dr. Syaiful Hidayat.

dr. Syaiful menjelaskan, mayoritas penderita kanker paru adalah laki-laki. Karena pria banyak yang merokok.

“Kanker paru menjadi jenis kanker tertinggi yang diderita oleh laki-laki,” ungkapnya, Kamis (1/8/2024).

Faktor utama kanker paru, terang dr. Syaiful, memang merokok. “Perokok memiliki faktor risiko 13 kali lipat, lebih tinggi dibanding yang bukan perokok,” ujarnya.

Selain merokok, lanjut dr. Syaiful, penyebab lainnya adalah bahan-bahan berbahaya yang masuk ke dalam sistem pernapasan.

Baca Juga:  Cerita Haru Wisudawati UTM Asal Papua Dihadiri Ibunya Pakai Busana Adat, Rektor Beri Apresiasi!

“Polusi kendaraan, asap pabrik, asap pembakaran, dan segala zat berbahaya yang terhirup. Jadi tidak melulu karena merokok,” tuturnya.

Selanjutnya, ucap dr. Syaiful, juga ada radon, yaitu unsur kimia yang keluar akibat rekahan tanah.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

“Radon adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna sehingga tanpa sadar kadang terhirup dan menjadi salah satu penyebab kanker paru,” terangnya.

Biasanya, ujar dr. Syaiful, rekahan tanah terjadi di desa-desa yang ketahanan tanahnya rendah. “Bisa jadi wanita bukan perokok dari desa menderita kanker paru karena radon ini,” bebernya.

Baca Juga:  Imigrasi Pamekasan Paparkan Beberapa Kesalahan Pemohon yang Bikin Biaya Buat Paspor Hangus

Kanker paru, papar dr. Syaiful, juga ada yang dari faktor genetik. “Jika memiliki kerabat yang menderita kanker, akan ada potensi untuk mengidap kanker juga meskipun berbeda jenis penyakitnya karena sifatnya menurun,” imbuhnya.

Lebih lanjut dr. Syaiful juga menerangkan bahwa umumnya pasien kanker paru akan memeriksakan diri ketika sudah memasuki stadium lanjut.

“Ini terjadi karena kesadaran untuk screening yang rendah. Biasanya yang datang sudah berada di stadium tiga atau empat. Karena pada stadium awal mungkin gejalanya tidak terasa,” paparnya.

Padahal, kata dr. Syaiful, jika kanker paru diketahui dan ditangani lebih awal, kemungkinan untuk sebuh total akan lebih tinggi.(fit/faj/**)