web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Mengenal Aeng Tong-Tong Sumenep, Desa Para Perajin Keris sejak Era Kerajaan

Media Jatim
Keris
(Kurdianto Al Laily/Media Jatim) Gapura Desa Wisata Keris, Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Selasa (6/8/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Sumenep adalah kabupaten yang berjuluk Kota Keris. Julukan ini berangkat dari kelestarian tradisi kerajinan keris yang masih terjaga hingga saat ini.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Salah satu daerah di Sumenep yang warganya banyak menjadi perajin keris adalah Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Kepala Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi Hadi Sudirfan menerangkan, warga menekuni kerajinan keris sejak era kerajaan.

“Menurut cerita, warga sudah membuat keris sejak masa kerajaan. Karena di sini ada makam leluhur yang kata warga disebut makam Pangeran Bukabu. Pangeran ini dulu mengundang masyarakat untuk membuat senjata, peralatan tani dan keris,” tuturnya, Selasa (6/8/2024).

Kerajinan keris ini tetap lestari hingga saat ini, ucap Dirfan, karena dua faktor. “Pertama, kesadaran masyarakat. Jadi kerajinan keris adalah warisan secara turun-temurun dari nenek moyang kami,” ungkapnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Kedua, lanjut Dirfan, kerajinan keris merupakan pencaharian utama warga. “Bagi masyarakat di desa kami, kerajinan keris sangat menjanjikan secara finansial,” imbuhnya.

Baca Juga:  20 Pekerja Proyek Musala dan Gudang Dispendukcapil Sampang Rp1,3 Miliar Tak Terlindungi BPJS

Bertani dan berternak, terang Dirfan, menjadi pekerjaan sampingan warga Aeng Tong-Tong. “Pekerjaan utamanya ya membuat keris. Sudah ada 446 empu keris di desa kami. Dengan rincian, 440 laki-laki dan 6 perempuan,” paparnya.

Kata Dirfan, kecintaan masyarakat kepada keris dimulai sejak dini. “Banyak anak muda yang mulai tertarik sejak dini untuk belajar keris,” terangnya.

Bahkan, tutur Dirfan, sebagian siswa SD dan SMP sudah belajar membuat keris. “Kalau anak SMA di sini sudah pintar membuat keris,” imbuhnya.

Karena itulah, ujar Dirfan, regenerasi perajin keris di Aeng Tong-Tong terus berlanjut dan tidak pernah putus.(man/faj)