Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

PWI Pamekasan Gelar Workshop: Ajak Pelaku Pers Lawan Hoaks di Media Sosial!

Media Jatim
PWI
(Dok. MCC PWI) Ketua PWI Pamekasan Hairul Anam menyampaikan gagasannya di Workshop MCC, Jumat (30/8/2024).

Pamekasan, mediajatim.com — Media Call Center (MCC) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan menggelar Workshop tangkal hoaks di Ruang Pertemuan Wahana Bina Praja Sekretariat Kabupaten (Setkab) setempat, Jumat (30/8/2024).

Banner Iklan Media Jatim

Dalam kegiatan itu, MCC menghadirkan sejumlah narasumber: Pj Bupati Pamekasan Masrukin, CEO PT. Oil Erdindo Contraction Rudi, CEO PT. Jawara International Djaya M. Alfianto, Ketua Komisi Informasi Jatim Imadoeddin, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Moh. Hasyim Asyari dan Kapolres diwakili Kasihumas AKP Sri Sugiarto.

Di tengah forum ini, Ketua PWI Pamekasan Hairul Anam menjelaskan bahwa pers berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

“Fungsi-fungsi ini mesti berjalan dengan baik. Sebab, hal itu sangat berpengaruh terhadap dinamika pembangunan di daerah,” ungkap Anam.

Baca Juga:  Toko Sembako di Sumenep Dibobol 3 Maling, 1 Ditangkap 2 Berhasil Kabur

Dirut Kabar Madura Group itu mengatakan, bahwa pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan dari rintangan.

Salah satu rintangan sepele namun penting diatasi adalah hoaks. Insan pers, lanjut Anam, dituntut getol melawannya.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

Dan sejauh ini, tambah Anam, hoaks kerap bersumber dari media sosial. Insan pers harus turut masuk di platform media sosial.

“Produk jurnalistik di media massa juga disebarluaskan melalui saluran medsos. Dengan begitu, informasi di medsos juga mengandung unsur jurnalistik yang berpijak pada etik profesi jurnalis,” sambungnya.

Kendati begitu, lanjut pria dua anak itu, perjuangan pers melawan hoaks dipastikan kurang maksimal tanpa keterlibatan banyak pihak.

Baca Juga:  Gegara Tak Ada Sound System, Demo Tolak Cawabup Mantan Koruptor di Pamekasan Gagal

Stakeholders yang meliputi akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media massa merupakan elemen penting dalam yang harus bersatu dalam melawan hoaks,” tegasnya.

Sementara bagi Pj Bupati Pamekasan Masrukin, berita bohong atau hoaks paling masif bertema tentang kebijakan pemerintah.

Hoaks ini kemudian menjalar dan dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Sementara untuk menangkal hoaks cukup sulit, kata Cak Ukin, sebab penyebarannya sangat cepat melalui media sosial.

“Karena itu, salah satu cara untuk menangkal hoaks dengan mengendalikan jempol kita. Jangan mudah menyebarkan berita yang tidak perlu dan tidak jelas sumbernya,” ajaknya.(**/ky)