web media jatim
IMG-20250416-WA0052

Sanggar Binaan Santoso Madura Tampilkan Tari Saman di Penutupan MTQ Pamekasan

Media Jatim
Sanggar
(Fitria M/Media Jatim) Penampilan Tari Saman dari Sanggar Tari MTs Negeri 1 Pamekasan pada Penutupan MTQ ke-31 di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (25/9/2024) malam.

Pamekasan, mediajatim.com — Sanggar Tari MTs Negeri 1 Pamekasan binaan Santoso Madura menampilkan Tari Saman pada Penutupan Musabaqah Tartil Qur’an (MTQ) ke-XXXI di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (25/9/2024).

Sanggar binaan pria bernama lengkap Rachmad Santoso itu sukses menyita perhatian para audiens yang hadir pada acara tersebut.

Santoso mengatakan, meski sukses menampilkan Tari Saman, anak binaannya tersebut sempat drop beberapa jam sebelum tampil.

“Terakhir latihan tadi siang dan anak-anak sempat drop, saya pun juga ikut drop. Tapi ada teman yang datang bawa semangat yang bilang ‘kalau kalian drop, acara ini bisa rusak’,” ungkapnya, Rabu (25/9/2024) malam.

Baca Juga:  Sumur Bor di Sumenep Keluar Minyak Tanah, Pemkab: Jika Benar, Akan Diambil Alih Pemprov dan Pusat! 

Kendati demikian, Santoso mengaku puas atas penampilan anak didiknya tersebut meski persiapannya terbilang mepet. “Persiapannya terbilang mepet, yaitu empat hari,” tuturnya.

578d6c76e1a649b880d7adeecca99cd7
IMG-20250416-WA0053
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250429_125152_0000
IMG-20250430-WA0115
IMG-20250430-WA0116
IMG-20250430-WA0117
Media Jatim_20250430_151833_0000

Terkait tarian yang ditampilkan anak didiknya itu, ujar Santoso, tidak jauh berbeda dengan tari saman pada biasanya.

“Tapi saya melakukan improvisasi dari gerakan aslinya. Makanya saya disebut penata gerak bukan penciptanya,” ujarnya.

Santoso mengaku bahwa dirinya adalah penyair. Namun, bukan berarti dirinya tidak mampu di bidang kesenian tari.

Baca Juga:  Terekam CCTV, Pria Bermasker Curi Handphone di RSU Mohammad Noer Pamekasan

“Fokus saya teater. Orang teater wajib tahu semua seni yang ada di bumi ini. Walaupun tidak memahami, tapi teorinya wajib punya. Karena kata Rhoma Irama, seni adalah bahasa pemersatu antarbangsa,” jelasnya.

Sebagai seorang penyair, dirinya sadar untuk terus belajar. “Moto saya, belajarlah untuk hidup, hiduplah untuk belajar. Artinya semua harus diawali dengan belajar. Kalau sudah tekun belajar pasti akan mampu, dan semangat utama saya itu doa sang ibu,” tutupnya.(fit/faj/**)