Pamekasan, mediajatim.com — Kasus pendarahan otak pada bayi di Pamekasan yang disebabkan Baby Shaken Syndrome cukup sering terjadi.
Karena itulah, tenaga medis yang konsen menangani anak kini gencar mengedukasi masyarakat agar mengasuh si kecil dengan baik dan benar.
Dokter Spesialis Anak RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan dr. Novel Widya Saputra menerangkan, ada puluhan kasus pendarahan otak bayi yang usianya kurang dari tiga bulan sejak 2022.
“Sekitar dua puluhan pasien bayi yang pernah saya tangani sejak 2022 hingga sekarang baik dari Pamekasan maupun dari luar daerah,” tuturnya, Selasa (4/12/2024).
Penyebab bayi mengalami pendarahan otak, terang dr. Novel, seringkali karena pola asuh yang keliru.
“Sering terjadi saat bayi digendong sambil diayun-ayunkan terlalu kencang. Sehingga terjadi guncangan pada kepala bayi yang masih rentan, akibatnya pembuluh darah di otak pecah dan terjadi pendarahan,” paparnya.
Terkadang, tutur dr. Novel, semakin rewel bayi semakin kencang pula ayunan oleh yang menggendong. “Itu sangat tidak disarankan untuk dilakukan, terutama pada bayi usia-usia baru lahir,” tambahnya.
dr. Novel juga menyoroti adat tasyakuran pasca-lahiran yang biasa digelar oleh masyarakat, di mana bayi digilir dari satu orang ke orang yang lain.
“Nah hal seperti ini harus kita tinggalkan, dan baiknya saat acara semacam itu bayi tetap digendong oleh orang tuanya sambil mengelilingi tamu undangan,” ujarnya.
dr. Novel juga menjelaskan bahwa edukasi itu penting untuk menekan kasus pendarahan otak pada bayi.
“Kita harus bisa meninggalkan cara asuh lama yang dapat membahayakan si bayi. Karena jika tidak, bisa membuat ketidaknormalan fungsi tubuh, terganggunya sistem saraf, kecacatan, hingga kematian pada bayi,” pungkasnya.(fit/faj)