Sumenep, mediajatim.com — Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) mencatat 6.019 warga terjangkit penyakit diare, Selasa (17/12/2024).
Dari 6.019 warga yang menderita diare tersebut, 28 persennya masih tergolong balita.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Sumenep Achmad Syamsuri mengatakan, kasus penyakit diare paling banyak terjadi di Puskesmas Kalianget, yakni sebanyak 252 orang.
“Kemungkinan bukan warga asli Kalianget semua. Karena, di sana kan tempat transitnya orang kepulauan. Bisa jadi, di antara 252 orang itu warga kepulauan,” ucapnya, Selasa (17/12/2024).
Syamsuri juga menyampaikan bahwa dari 6.019 warga yang terjangkit diare, 1.699 di antaranya masih balita.
“Rata-rata balita yang terjangkit diare itu penyebabnya sindrom malabsorbsi. Baik kelebihan susu atau salah makan,” ujarnya.
Lebih lanjut Syamsuri menjelaskan bahwa tanda terpapar diare itu banyak buang air besar (BAB). Saat seseorang BAB lebih dari dua kali dalam sehari, bisa dipastikan terkena penyakit diare.
“Penyebab diare itu sendiri yakni infeksi, alergi makanan, sindrom malabsorbsi atau diare tanpa kausa yang jelas,” jelasnya.
Kata Syamsuri, diare juga bisa merenggut nyawa jika pasien mengalami dehidrasi yang sangat tinggi dan tidak segera ditangani.
“Oleh karena itu, kita harus banyak mengonsumsi air serta makanan dan minuman yang mengandung elekrolit,” terangnya.
Karena, ucap Syamsuri, peningkatan kasus penyakit diare tidak hanya terjadi pada musim hujan, melainkan bisa kapan saja.
“Untuk mengantisipasi segala jenis penyakit, kita harus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kewaspadaan dini,” pungkasnya.(man/faj)