Sumenep, mediajatim.com — Sumur bor milik salah seorang warga bernama Afandi di Dusun Paojajar, Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, tiba-tiba menyemburkan air setinggi 20 meter, Selasa (11/3/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
Pantauan media ini pada Rabu (12/3/2025) di lokasi, sumur bor milik Afandi telah ditutup menggunakan kain dan karung lalu ditimbun menggunakan batu.
Air ditutup lantaran daun-daun di sekitar lokasi yang terkena semburan air bor ini menjadi layu dan mengering.
Afandi menceritakan bahwa pengeboran air ini dilakukan pada 2024 dengan kedalaman 56 meter. Airnya diprioritaskan untuk menyiram tembakau.
“Pada kedalaman 38 meter saat itu, sumur bor tidak hanya mengeluarkan air. Namun, juga pasir. Persis pasir laut,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Rabu (12/3/2025).
Setelah pengeboran selesai, sambung dia, selalu terdengar bunyi seperti gelombang air lautan dari dalam sumur.
Pompa air baru diambil akhir Februari 2025. Seminggu setelah pompa diambil, kata dia, suara gelombang air semakin keras dari dalam sumur.
“Selasa kemarin dini hari, ada bunyi ledakan dari dalam sumur. Pada pagi harinya, tetangga membuka tutup sumur bor dan memasukkan empat kerikil. Lalu, sumur bor itu menyemburkan air setinggi 20 meter,” imbuhnya.
Semburan air yang keluar, tutur Afandi, sangat kuat dan deras sehingga di sekitar sumur bor terbentuk seperti aliran sungai.
“Sekitar pukul 15.00 WIB, tepat di titik bornya ada pelangi yang berlangsung sekitar 15 menitan. Tetangga yang datang ke sana, ada yang takut dan ada juga yang senang,” ujarnya.
Afandi menjelaskan bahwa air yang keluar dari sumur tersebut asin. Tidak hanya itu, air unik dan menarik.
“Uniknya, kalau baru diambil dari pompa, airnya sangat jernih. Namun, kalau diletakkan ke wadah, keesokan harinya menguning. Setelah tiga hari berwarna merah dan selanjutnya semakin memerah. Anehnya lagi, kualitas airnya berubah mengental seperti solar,” bebernya.
Jika disiram ke tanaman tembakau, lanjut Afandi, pertumbuhan tanamannya semakin cepat dan sangat membantu terhadap kualitas tembakau.
“Saya menduga ada kandungan batu fosfat. Karena, tembakau semakin bagus, jika ada kandungan fosfat pada air yang disiramkan ke tembakau,” imbuhnya.
Afandi juga menjelaskan bahwa sumur bor miliknya berhenti menyemburkan air pada Selasa (11/3/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
“Kemarin sore ada dari Polres Sumenep, TNI, Camat Pasongsongan dan BPBD Sumenep turun ke lokasi sumur,” ceritanya.
mediajatim.com telah berusaha mengonfirmasi Kabag Perekonomian dan SDA Setda Sumenep Dadang Dedy Iskandar melalui sambungan WhatsApp dan panggilan telepon terkait fenomena sumur bor tersebut.
Namun, hingga berita ini ditayangkan yang bersangkutan tidak merespons.(man/ky)