Sambut Isra’ Mi’raj, Remas Masjid Baiturrahman Gelar Pengajian Akbar

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Pamekasan-Dalam memperingati Isra’ Mi’raj, Remaja Masjid (Remas) Baiturrahman mengadakan pengajian akbar keagamaan, Minggu (23/04) di halaman lembaga Yaspimu, Desa Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan.

Pengajian kali ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk anggota dari Muslimat NU, GP Ansor, Banser, dan kepolisian sebagai pihak pengamanan demi suksesnya acara pengajian sampai selesai.

Dalam sambutannya, Jam’an, M.Pd sebagai perwakilan dari pengurus takmir masjid Baiturrahman menegaskan, bahwa bentuk penyambutan dari Isra’ Mi’raj adalah dengan merawat masjid. Masjid Baiturrahman yang sudah berumur 21 tahun (1996-2017) memerlukan perawatan yang intensif dan keterlibatan masyarakat. Terutama remas untuk aktif merawat dan memelihara masjid Baiturrahman.

Selain merawat masjid, kata Jam’an, masyarakat diharapkan meramaikan masjid, aktif shalat jama’ah di masjid, dan melaksanakan program-program takmir masjid.

K. Izzul Muttaqin, MT.Hi, PP. Sabilul Huda Gaddu Barat Gending Sumenep hadir sebagai penceramah yang dipercaya oleh panitia untuk memberikan siraman rohani kepada semua hadiran yang hadir.

Baca Juga:  Dugaan Uang Pelicin Izin Industri Rokok Tembus Rp50 Juta di Disperindag Pamekasan, Pengusaha Siap Buka Bukti!

Kiai muda lulusan Pesantren Annuqayah itu memberikan ceramah dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan, disertai alunan syair yang indah dan penuh makna serta guyonan yang membuat para hadirin tetap diam di tempat, khidmat menerima ilmu dari beliau.

Ada beberapa poin penting yang disampaikan K. Izzul Muttaqin, di antaranya adalah pertama, salah satu kendaraaan yang diridhai Allah untuk mengantar hambanya ke surga adalah masjid.

Kedua, ketika manusia berada Alam arham/kandungan, dunia, barzah, maka ketiga tempat itu merupakan pondok pesantren bagi manusia, sehingga manusia bisa disebut sebagai calon santri dan alumni santri karena manusia hanya hidup sementara di 3 alam di atas seperti halnya kita mondok di pesantren.

“Tidak selamanya kita di sana/pesantren. Dan yang terpenting adalah apa-apa yang hidup/bernyawa akan mengalami kematian. Sehingga manusia dituntut untuk selalu menjaga dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT,” tegasnya.

Baca Juga:  Lasmura DKI Jakarta Semprotkan Disinfektan di Rumah-Rumah Warga

Ketiga, ketika manusia semakin jauh dari Al-Qur’an, maka hatinya akan semakin lemah (imannya).

Poin keempat yang disampaikan Kiai Izzul ialah iman adalah pertama di hati manusia. Tak dapat diwarisi dari orang tua yang bertaqwa dan tidak dapat di jual beli. Iman dibangun dari masing-masing hati manusia, bukan dari keturunan apalagi harta.

Kelima, Allah memerintahkan sholat lima waktu kepada manusia tiada lain untuk kepentingan manusia itu sendiri, bekal menusia selamat dunia akhirat.

Manusia yang menegakkan sholat, berarti sudah menegakkan agama Allah dan begitu juga sebaliknya.

“Semoga dengan pelaksanaan peringatan isra’ mi’raj ini, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” pungkasnya. (Imam Syafii)