FPPI Gelorakan Penolakan Perpanjangan Kontrak PT JICT

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember-Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia (FPPI) dengan tegas menolak perpanjangan kontrak antara PT Pelindo II dengan Hutchison Port Holding (HPH) atas pengelolaan PT Jakarta International Container Terminal (JICT). Aksi penolakan tersebut dilakukan dalam bentuk roadshow bedah buku ke berbagai perguruan tinggi.

Roadshow yang bertajuk Save Our Indonesia Port mendiskusikan buku Melawan Konspirasi Global Teluk Jakarta karya Ahmad Khoirul Fata dan MD Aminudin. Buku yang bersifat investigasi tersebut secara lugas mengulas rekam jejak kasus JICT serta bagaimana proses konspirasi dengan pihak asing dibangun.

Ada banyak penyimpangan atas perpanjangan kontrak yang melibatkan PT Pelindo II dengan HPH. Di antaranya adalah rencana perpanjangan tidak dibahas dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan tanpa melalui mekanisme pemilihan mitra yang seharusnya. Sebagaimana hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), akibat dari perpanjangan sepihak dan tidak prosedural tersebut negara menelan kerugian Rp. 4,08 triliun.

Baca Juga:  Jumlah Polisi di Bangkalan Tak Ideal, Kapolres Ajukan Tambahan 400 Personel

“Perpanjangan yang sejatinya berakhir pada tahun 2019 diteken ulang pada 5 Agustus 2014 sehingga kontrak jilid II lebih panjang lagi (2019-239). Ada banyak permainan kepentingan di balik kasus perpanjangan kontrak ini,” kata Ahmad Khoirul Fata, saat membedah bukunya di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Qodiri (Staiqod) Jember, Kamis 28 Februari 2019.

Nova Sofyan Hakim, Ketua FPPI mengatakan bahwa persoalan JICT harus ditangani dengan serius oleh pemerintah. Pasalnya, pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut merupakan pintu gerbang perekonomian Indonesia. Lima puluh persen dari total barang yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan tersebut.

“Jangan sampai JICT dikuasai oleh perusahaan asing dengan menandatangani perpanjangan kontrak yang sejatinya habis bulan Maret nanti. Pemerintah harus memercayakan anak bangsa untuk mengelola sendiri. Apabila dikelola sendiri, negara akan mendapat keuntungan sekitar Rp. 30-36 Triliun,” tukasnya.

Baca Juga:  Rektor Batalkan Pemira, Mahasiswa UM Bersuara

Menurutnya, anak-anak negeri memiliki skill dan kemampuan mengelola JICT secara mandiri. Bahkan, prestasi yang ditorehkan mereka yang bekerja di JICT telah mendorong beberapa pelabuhan luar untuk belajar kepada Indonesia. Bahkan, tahun 2017, JICT meraih penghargaan Indonesian SDGs Award (ISDA) kategori Gold Winner dari Corporate Forum for Community Development (CFDC).

FPPI mengadakan roadshow ke berbagai perguruan tinggi dalam rangka menyosialisasikan gerakan mereka atas penyelamatan aset negara dari tangan asing. Mereka mengadakan roadshow dalam bentuk bedah buku di beberapa perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Jember, antara lain, Unej, Unmuh, IAIN Jember, UIJ, dan Staiqod.

Reporter: Fandrik Ahmad

Redaktur: A6