MediaJatim.com, Pamekasan – Sabtu (06/07/2019) Biro Kemahasiswaan Universitas Madura (UNIRA) dituntut lepas jabatannya oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unira (ALMAUN).
Pasalnya, kepala Biro Kemahasiswaan yang ditengarai menantang mahasiswa dalam forum resmi. Korlap Aksi ALMAUN, M. Luthfi menyampaikan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kampusnya agar tidak ada lagi sikap arogan di kampus.
“Aksi turun jalan ini bukan hanya sebatas kowar-kowar, melainkan karna kami cinta terhadap UNIRA. Hari ini kami datang dengan tuntutan ingin menurunkan Kepala Biro Kemahasiswaan. Karena sudah melanggar kode etik di saat forum resmi,” ungkapnya.
Luthfi menegaskan, karena pada dasarnya kabiro kemahasiswaan seharusnya memberikan contoh yang baik pada mahasiswanya. Namun hari ini, katanya, Kabiro Kemahasiswaan tidak masuk kantor dan tidak bisa menemui masa aksi.
Dalam orasinya, mahasiswa semester 10 itu mengatakan, massa aksi hanya ditemui Rektor Unira dan Warek III beserta Sekretaris dewan kode etik yang meminta berkas-berkas yang resmi.
Luthfi berharap, massa aksi tetap berjalan kondusif untuk mengawal tuntas persoalan kabiro kemahasiswaan yang melanggar kode etik, dan dapat menemukan solusi yang jelas. Namun ia tetap mempertegas, tuntutannya diterima terkait Kabiro Kemahasiswaan UNIRA mengundurkan diri dari jabatannya.
“Karena kami menilai, Kabiro Kemahasiswaan sudah tidak pantas menduduki jabatan tersebut,” tegasnya.
Di depan massa aksi, Rektor Unira, Rizqina merespon dan berjanji, pihaknya akan menyerap dan menelaah aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswanya terkait adanya pelanggaran kode etik oleh Kabiro Kemahasiswaan.
“Kami terima aspirasi mahasiswa. Dan kami akan mengkaji terlebih dahulu,” ujarnya di depan massa aksi.
Reporter: Gafur
Redaktur: Zul