Mediajatim.com, Pamekasan – Kegiatan sekolah pada akhir tahun sangat beragam, selain penerimaan siswa baru, haflatul imtihan yang dikemas dengan belbagai perlombaan dan pengajian umum keislaman sebagai penutup kegiatan adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan di bawah nauangan pesantren dan sekolah swasta yang berlandaskan keislaman. Salah satunya adalah Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Miftahul Ulum (YASPIMU) di Desa Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan.
Haflatul imtihan sudah menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setelah ujian kelulusan dan ujian kenaikan kelas usai. Ada delapan Lembaga di bawah naungan yayasan Miftahul Ulum yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, yakni PAUD, TK, RA, MDA, MDW, MDU, SMP, dan SMA.
Perlombaan yang diselenggarakan sangat beragam, dari lomba pendidikan, seni dan budaya, lomba olahraga juga masuk di dalamnya. Perlombaan dilakukan selama tiga hari, pada hari Minggu-Selasa (09-11/07) dan pada hari Rabu (12/07) diadakan penutupan yang dikemas parade karnaval pada siang hari dan pengajian umum keagamaan pada malam harinya.
Ketua panitia, Said Arizal, S.Pd, mengatakan bahwa Haflatul Imtihan kali ini dilakukan pengembangan pada jenis lomba maupun konsep pelaksanaan lomba.
“Untuk meningkatkan kualitas keilmuan peserta didik, kami melakukan pengembangan jenis lomba dan teknik pelaksanaan lomba. Salah satunya sistem kompetisi, dimana perlombaan tidak hanya dilakukan satu tahap untuk mendapatkan pemenang, tetapi ada tahap selanjutnya” tegas guru Seni budaya tersebut.
Sedangkan ketua Yayasan, K. Ach. Sudja’i, melalui kepala SMA Islam Miftahul Ulum, Jam’an, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwa menuntut ilmu itu sangat penting, sehingga wali murid disarankan untuk tetap melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
“Dengan ilmu kita bisa menjadi lebih bisa menghargai orang lain dan tidak mudah menyalahkan pendapat atau pandangan mereka,” ucapnya.
Orang tua, tambahnya, juga harus terlibat dalam proses belajar siswa terutama ketika anak sudah di rumah. Keterlibatan orang tua bisa dalam bentuk dukungan moral dan moril serta memberi perhatian dalam berbagai hal, terutama alat teknologi seperti HP android yang digunakan anak.
Bahkan anak usia sekolah dasarpun sudah bisa berfikir dan tahu terhadap hal-hal yang sepatutnya hanya dimiliki orang dewasa, pungkas Jam’an.
Senada dengan Jam’an, KH. Khaerul Mufid, mengangkat tema yang sama saat menyampaikan ceramah pada malam puncak pelaksanaan Hafalatul Imtihan XXXI dan Wisuda XVI.
Kiai kondang yang berasal dari Desa Tamberru, Sokobena Sampang menyampaikan beberapa hal terkait sikap orang tua yang anaknya berada pada jenjang pendidikan.
Pertama, ilmu seorang anak akan barokah jika anak sudah di rumah dihadapkan pada orang tua yang senantiasa memberi teladan yang baik, baik sikap maupun dalam hal beribadah, seperti menemani anak belajar, memberi perhatian, dan mengajak anak istiqomah sholat berjama’ah.
Kedua, masih berhubungan dengan poin yang pertama, bahwa pembuktian seorang anak sudah memiliki ilmu dan mengamalkannya ketika sudah di rumah. Di sekolah anak disugukan dengan tata tertib yang menuntut siswa bersikap baik dan patuh pada aturan, beda lagi kalau anak sudah di rumah, bersikap baik pada orang tua sebagai bentuk pengamalan ilmu belum tentu dilakukan anak di rumah. Dari sini bisa dilihat bahwa peran orang tua sangat besar dalam keberhasilan anak menuntut ilmu dan mengamalkannya. Memberi teladan yang baik dari orang tua merupakan salah satunya.
Ketiga, silaturrahim orang tua kepada guru dari anaknya juga menjadi hal yang membuat anak mudah mendapatkan ilmu dan barokah. Itu sudah dibuktikan sendiri oleh beliau, KH. Khaerul Mufid ketika masih mengenyam pendidikan.
Keempat, nafkah lahir yang halal yang diberikan orang tua kepada anak perlu juga diperhatikan orang tua. Ilmu dari Allah, sehingga membutuhkan kesucian jasmani dan rohani untuk mendapatkan. Hal ini bisa di lakukan dengan memberikan makanan, pakain, dan kebutuhan anak yang lain dari barang yang halal. Selain nafkah lahir, nafkah dzahir harus dilakukan orang tua, mendoakan anak kepada Allah dan melakukan amalan sholat sunnah seperti sholat tahajjud adalah diantarnya dari nafkah dzahir.
Sekalian undangan yang hadir meyimakan dengan baik penyampaian dari KH. Khaerul Mufid. Beliau berharap para orang tua dan anak melakukan perbaikan dan mengamalkan ilmu yang disampaikan beliau.
Doa menjadi penutup pada acara pengajian malam itu. Besok malamnya, (13/07), panitia akan melakukan rapat penutupan sekaligus persiapan menghadapi tahun ajaran baru, 2017/2018.
Reporter: Imam Syafii
Redaktur: Nur Aini