web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Di Sabuntan Sumenep Harga Ijazah Rp1,5 Juta

Media Jatim

Mediajatim.com, Sumenep – Ratusan warga desa Sabuntan, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, beramai-ramai mendatangi lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan Nurul Islam, Selasa siang (18/2/2020).

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Mereka ingin mengetahui langsung hasil koordinasi dan verifikasi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep dan Dinas Provinsi Jawa Timur wilayah Sumenep, terkait polemik dugaan biaya ijasah yang mencapai 1,5 juta rupiah di lembaga tersebut.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

“Setiap alumni yang lulus disitu, misalnya MTs, tidak pernah mendapat ijazah,” tutur Imanuddin, salah satu tokoh masyarakat yang hadir.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Ada dugaan, lanjut Imanuddin, di lembaga itu ada jual beli jazah. Setiap siswa yang lulus, diminta untuk membayar biaya sekitar 1,5 juta rupiah agar bisa mendapat ijazah.

Baca Juga:  Tambak Ilegal Tetap Beroperasi di Talango Sumenep

“Kami bisa membuktikan itu (dugaan jual beli ijazah), banyak,” lanjutnya.

Warga di Desa Sabuntan ini juga mengaku bingung. Karena melihat jumlah ruang kelas yang ada, pihak lembaga tidak mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau KBM untuk semua jenjang pendidikan secara bersamaan.

“Kami bingung, apakah siswa disini belajar di MTs, SMP Islam, apa SD atau MI, apa SMA. Kami bingung pada lembaga ini. Karena ruangnya ya hanya itu, bapak liat sendiri,” tambahnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Rini Puspita Sari, salah satu siswa lulusan MTs Nurul Hasan di bawah naungan yayasan setempat mengaku tidak mendapatkan ijazah. Akibatnya ia tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga:  Rewards Of https://zerodepositcasino.co.uk/jumpin-jalapenos-slot/ Performing Online Slots

“Iya pak, (Ijazah) tidak dikasih. Karena tidak bayar katanya. Saya tidak bisa melanjutkan, kan ijazah tidak dikasih,” jelas Rini.

Sementara itu, pihak lembaga menepis dugaan jual beli ijazah. Semua yang dituduhkan oleh warga tidak benar.

“Tidak ada dari pihak lembaga yang menahan ijazah. Hanya saya sampaikan saat perpisahan, ijazah yang lulus bisa ditebus,” jelas Gafur, perwakilan pihak yayasan dan kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 3 tersebut.

Kita membuat aturan, tambah Gafur, bagi siswa MTs yang lulus dan melanjutkan ke jenjang SMA di lembaga itu, maka semua ijazah MTs dan SMA akan diberikan semuanya saat lulus SMA.

Kegiatan koordinasi dan verifikasi ini, mendapat pengawalan ketat dari Polres Sumenep. Puluhan personel polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga di sekitar lokasi lembaga, khawatir terjadi konflik antar warga dan lembaga.

Reporter: NK

Redaktur: Sulaiman