web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Bahas Problem Masyarakat Petani, Sidang Rakyat di Sumenep Tidak Dihadiri Wakil Rakyat

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Sumenep – Problem masyarakat petani tidak kunjung selesai, semuanya memberikan ketidakpastian dan ketidakadilan. Terlebih saat ini, masyarakat petani dihadapi dengan harga tembakau yang tidak menentu dan kurang wajar, sehingga menyebabkan kerugian yang teramat besar.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Berangkat dari kegundahan dan kegelisahan masyarakat petani, maka Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) mengadakan sidang rakyat dengan tema, Petani Mengerang Harga Tembakau Meradang. Pada kegiatan ini yang merencanakan supaya dapat dihadiri oleh pelbagai elemen baik petani, tokoh masyarakat, mahasiswa dan pemuda tapi anehnya dari wakil rakyat sendiri, yaitu Komisi II DPRD Sumenep tidak datang menghadiri.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

“Tentu kami semua teramat kecewa, sebagai perwakilan dari rakyat seharusnya lebih peduli terhadap kondisi masyarakatnya. Bukan lebih mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, maka mereka mungkin tidak punya nyali untuk bertemu dengan para petani,” tegas Ketua Umum Aliansi Rakyat Bergerak, Moh. Faiq.

Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Agus Dwi Saputra tidak dapat menghadiri, namun mewakilkan Muhammad untuk terlibat dalam sidang rakyat ini. Muhammad menyampaikan problem murahnya tembakau disebabkan oleh beberapa faktor.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Murahnya harga tembakau karena disebabkan oleh tidak ada peraturan daerah yang mengaturnya serta saat ini masih belum ada penetapan Break Event Point (BEP) mengenai harga tembakau, maka wajar apabila masyarakat petani sangat dirugikan,” katanya saat menyampaikan di hadapan peserta sidang.

Berbeda lagi dengan penyampaian dari Ajimudin Elkayani selaku perwakilan dari masyarakat petani. Ia menyampaikan, kejadian seperti ini bukan semata-mata terjadi, melainkan ada permainan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemilik modal dengan kongkalikong bersama aparatur pemerintahan.

Baca Juga:  Kades Baru Keluhkan ADD 2020 Lambat Cair, Siti Jenar Temui Kepala DPMD Situbondo

“Pasti ada kongkalikong. Inilah yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.

Rasa kekecewaan bukan cuma dirasakan oleh penyelenggara atas tidak hadirnya Komisi II DPRD Sumenep. Melainkan juga dirasakan oleh masyarakat petani yang hadir pada kegiatan tersebut.

“Bagi masyarakat, bertani tembakau bukan persoalan untung dan rugi, tapi lebih pada mempertahankan supaya lahan tidak kosong dan kering, serta ini sudah gilirannya untuk bertani tembakau.

Sekalipun demikian, besar harapan bisa mengembalikan modal, tapi sekarang dengan harga yang kurang wajar dan banyak permainan di gudang, petani kebanyakan merugi. Tambah lagi perwakilan rakyat tidak hadir menemui kami, lengkap sudah kekecewaan kami,” Ungkap Muhammad Thohe Abdullah, petani tembakau dari Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk.

Reporter: Ist

Redaktur: Zul