Sumenep — SMA Negeri 2 Sumenep meggelar Pisah Kenal kepala sekolah lama dan baru, Rabu (21/12/2022).
Sebelumnya, Kepala SMAN 2 Sumenep dijabat Abu Amin Dasuki sebagai Pelaksana tugas (Plt) hampir satu tahun.
Posisi tersebut kini diduduki Sukarman, yang sebelumnya, menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Sumenep.
Abu Amin Dasuki, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak utamanya Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Sumenep.
“Selama hampir setahun memimpin SMADA, saya ucapkan terima kasih untuk semuanya, SMADA mengajarkan saya bekerja keras dan profesional, ikhlas dan melakukan inovasi,” terangnya.
Amin mengaku memiliki kesan mendalam selama memimpin SMADA. “Saya masuk dengan cinta, diterima dengan cinta dan keluar dengan penuh cinta,” kenangnya.
Sementara Kepala SMAN 2 Sumenep Sukarman berjanji akan totalitas memimpin salah satu sekolah unggulan di Sumenep itu.
“Program yang baik yang sudah berjalan akan saya lanjutkan, dan bila ada program yang inovatif, berprestasi, akan ditambahkan menjadi lebih baik lagi ke depan,” terangnya.
Sukarman menyebut, menjadi Kepala SMAN 2 Sumenep adalah amanah langsung dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Dan tugas secara umum harus mengantarkan SMAN 2 menjadi lebih berprestasi, dari yang sudah baik menjadi lebih baik, dan ini harga mati,” tegasnya.
Sementara itu, Kacabdin Wilayah Kabupaten Sumenep Syamsul Arifin menerangkan, pihaknya, sebagai kepanjangan tangan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur akan melakukan pengawasan kinerja para kepala sekolah.
“Yang nakal, akan kami sanksi, dan yang berprestasi akan kami berikan penghargaan,” ungkapnya. “Saya titip kepada semua kepala sekolah yang hadir, bahwa murid dan guru, yang berprestasi, silakan diberikan penghargaan,” imbuhnya.
Terkhusus SMADA, Syamsul Arifin mengingatkan agar benar-benar memahami konsep dan nilai dari kurikulum merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek RI.
“Saya pesan, pahami pesan Pak Menteri, terutama Permendikbudristek yang sudah berlaku, saya titip SMADA karena sekolah favorit, agar sekolah menjalankan kaidah kurikulum tersebut,” harapnya.
Syamsul berharap, siswa siswi SMADA tidak hanya dididik secara intelektual semata, tetapi juga perilaku atau akhlak juga harus dibimbing. “Agar lulusan tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga punya sopan santun,” pungkasnya.(*/ky)