web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000
Daerah  

Tari Topeng Patengteng, Budaya Masyarakat Bangkalan untuk Menjaga Kelestarian Air

Media Jatim
Tari Topeng Patengteng
(Dok. Aniyah) Salah satu pegiat saat memerankan Cokro Panji Ratu menari pada pertunjukan Tari Topeng Patengteng di Desa Patengteng, Kecamatan Modang, Kabupaten Bangkalan, Selasa (30/11/2021).

Bangkalan — Tari Topeng Patengteng di Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan selalu menjadi pagelaran seni budaya tahunan yang dinantikan oleh masyarakat setempat.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Menurut salah satu pegiat Tari Topeng Patengteng Ayani Maharani, tarian yang menggunakan lima topeng itu dipercaya oleh penduduk lokal memiliki karakter sosok mistis yang perannya berbeda-beda. Dua topeng berwarna putih sebagai punokawan atau pengawal, sementara dua topeng berwarna kuning sebagai cokro panji raja dan ratu.

“Sedangkan satu topeng berwarna hijau menggambarkan roh lokal,” kata Ayani ke mediajatim.com, Jum’at (6/1/2023).

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Tari Topeng Patengteng, lanjut Ayani, merupakan pertunjukan yang digelar untuk melaksanan tradisi mengawinkan sumber mata air, yang oleh penduduk setempat biasa dilakukan setiap tahun.

“Mengawinkan sumber mata air ini bertujuan untuk berdo’a agar warga di Desa Patengteng dikarunia air yang berlimpah,” imbuhnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Lebih lanjut Ayani menjelaskan, bahwa Tari Topeng Patengteng biasanya digelar di tiga tempat sekaligus yaitu, di rumah tokoh masyarakat, kemudian pindah ke sumur yang oleh warga dipercaya berjenisklamin jantan, dan berakhir di sumber mata air Sungai Langkap, yang oleh penduduk desa dianggap punya jenis klamin betina.

Baca Juga:  Terkait Isu 26 PPK Terima Uang dari Timses, KPU Sumenep: Itu Cuma Kabar Burung!

“Usai do’a dilakukan, kemudian sumber mata air dikawinkan, yakni dengan mengambil air dari sumur jantan, kemudian disatukan dengan air dari sumber mata air betina,” tuturnya.

Ayani menambahkan bahwa, tarian-tarian dalam pertunjukan Tari Topeng Patengteng berisi pujian-pujian pada Sang Maha Kuasa. Masyarakat berdo’a agar sumber air di Desa Patengteng selalu berlimpah.

“Tradisi ini setiap tahun selalu dirayakan, tahun ini masih belum ditentukan kapan akan dilaksanakan, karena debit air masih berlimpah,” pungkasnya. (hel/faj)