Bangkalan — Dinas Perikanan (Diskan) Bangkalan kesulitan merealisasikan sentra olahan produk perikanan. Padahal sudah ada 27 produk dari 9 kecamatan yang sejauh ini menjadi binaan.
Kepala Disnak Bangkalan Muhammad Zaini menyampaikan, ada sejumlah kendala yang menyebabkan realisasi sentra olahan perikanan kesulitan.
“Bukan hanya soal anggarannya,” katanya mediajatim.com, Jumat (3/2/2023).
Salah satu kendalanya, jelas Zaini, ada kelompok usaha yang cara pengelolaan masih menggunakan sistem tradisional.
“Yang pakai cara tradisional ini susah untuk dikumpulkan dalam satu tempat di sentra olahan. Karena alat dan cara yang dipakai tidak bisa dipindah-pindah,” paparnya.
Selain itu, produksi olahan perikanan terikat dengan tempat pembuatan dan daerahnya. Zaini mencontohkan, seperti Klampis dengan petis ikannya. Bahan yang mereka gunakan harus mendapatkan langsung dari nelayan lokal di desa tersebut.
“Justru kami berpikiran untuk membiarkan produk itu berkembang di setiap kecamatan atau daerahnya sendiri. Sehingga nanti, sentra itu ada di setiap kecamatan,” tambahnya.
Tercatat, sejauh ini sudah ada 9 kecamatan yang memiliki produk olahan perikanan, di antaranya Kecamatan Bangkalan, Arosbaya, Sepulu, Klampis, Tanjungbumi, Kwanyar, Socah, Kamal, dan Labang.
“Totalnya ada 27 produk. Ada beberapa yang sudah dikenal umum, seperti terasi, kerupuk ikan, rengginang, petis, ikan asap, pemindangan, dan sewel,” tukas Zaini. (hel/zul)