Alissa Wahid ke Sumenep: Melanjutkan Tapak Tilas Perjuangan Gus Dur

Media Jatim
Alissa Wahid
(Mj11/ Media Jatim) Ketua PBNU Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, saat menyampaikan materi di hadapan ribuan Nahdliyyin di gedung Graha Nuansa, Gapura, Kamis (16/3/2023)

Sumenep, mediajatim.com — Kabupaten Sumenep kedatangan putri Presiden ke-4 Republik Indonesia, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Kamis (16/3/2023).

Ia datang ke Kota Keris sebagai pembicara utama di Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Paripurna XIX Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan (KSPP) Syari’ah Baitul Maal wa At-Tamwil Nuansa Umat (BMT NU) Jawa Timur di Gedung Graha Nuansa, Gapura, Sumenep.

Putri sulung alm. KH. Abdurrahman Wahid ini mengaku senang saat berkunjung ke Kabupaten Sumenep.

“Walaupun kemarin agak geak-geok  cari waktu yang tepat,” katanya saat berhadapan dengan ribuan audiens, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga:  Gegerkan Warga, Mayat Pria Bertato Ditemukan Mengambang di Perairan Giliyang Sumenep

Kedatangan Alissa di Sumenep bukan pertama kalinya. “Sudah beberapa kali saya sowan ke kiai-kiai di Sumenep,” ujarnya.

Katanya, Sumenep merupakan kabupaten yang sangat diperhatikan betul oleh mendiang ayahnya, Gus Dur.

Seperti diketahui, ucap Alissa, Gus Dur merupakan keturunan asli kabupaten Sumenep. Karena suatu ketika saat mengisi ceramah di depan Masjid Jamik Sumenep, Gus Dur mengatakan sendiri bahwa dirinya keturunan orang kabupaten paling timur Pulau Madura ini.

“Artinya, saya sekarang kembali ke Sumenep, melanjutkan tapak tilas perjuangan Gus Dur,” jelasnya disambut meriah oleh para hadirin.

Baca Juga:  Jelang Tutup Tahun, Serapan APBD Sumenep 2024 Masih 76,45 Persen

Lebih lanjut, perempuan yang kini menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesejahteraan Rakyat itu, juga menyinggung soal penguatan ekonomi yang dirumuskan PBNU.

Menurutnya, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penguatan ekonomi. “Pertama, meningkatkan kapasitas ekonomi jam’iyah. Kedua, meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga,” paparnya.

Dua program tersebut, lanjut Alissa, harus dijalankan oleh lembaga struktur NU dengan inisiatif-inisiatif yang konkret.

“Jadi di sini, BMT NU Jawa Timur tidak boleh lepas dari akarnya, yakni Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.(mj11/faj)