Pamekasan, mediajatim.com — Sampai saat ini, tempat relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Kesehatan belum menjadi solusi dalam menertibkan PKL di Kabupaten Pamekasan.
Sebab, lahan eks rumah sakit yang sudah dibangun dan diberi nama Food Colony oleh Bupati Baddrut Tamam tersebut tidak benar-benar diminati PKL.
Salah satu buktinya, kios yang dibangun di Food Colony masih banyak yang kosong. Kemudian, PKL masih memadati kawasan Jalan Jokotole dari Arek Lancor ke arah timur hingga depan kantor Pemda Pamekasan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Sigit Priyono menerangkan bahwa konsep relokasi PKL ini harus lebih inovatif.
“Konsep utama yang harus diterapkan adalah bagaimana memindah pusat keramaian ke eks rumah sakit. Karena PKL tidak akan mau berjualan di lokasi yang sepi,” kata Sigit, Kamis (22/6/2023).
Dia menerangkan, sejumlah dinas seperti Disporapar dan Disdikbud bisa terlibat untuk membuat kegiatan di Food Colony sehingga titik relokasi PKL ini menjadi ramai.
“Disporapar bisa gelar acara di sana, Disdikbud juga, dan dinas-dinas yang punya kegiatan keramaian, sehingga di sana menjadi ramai,” kata Sigit.
Sigit juga mengatakan, razia yang dilakukan Satpol PP tidak akan mengatasi persoalan PKL selama Food Colony tidak direkayasa menjadi pusat keramaian.
“Karena razia ini sifatnya mengatasi yang bandel, yang kerak-keraknya, sementara PKL mencari titik kemaraian untuk jualan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Diskop, UKM dan Naker Pamekasan Muttaqin mengatakan bahwa PKL merasa waswas untuk menempati Food Colony.
“Mereka khawatir dagangannya nggak laku, karena sudah biasa jualan di pinggir jalan,” ungkapnya, Selasa (27/6/2023).
Ditanya terkait apa solusi terdekat untuk Food Colony? Muttaqin mengaku masih akan berdiskusi dengan Kasatpol PP yang baru.
“Masih akan koordinasi dulu dengan Kasatpol PP yang baru,” pungkasnya.(*/ky)