Pernyataan Manajer Madura United Terkait Keputusan Proses Banding

Media Jatim

MediaJatim.com, Madura United akan menggelar pertandingan melawan Barito Putera di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), Minggu (05/11) mendatang, meski diketahui Laskar Sape Kerap dijatuhkan hukuman laga usiran dalam dua laga home.

Berikut pernyataan Manajer Madura United tentang hukuman yang diterima Madura United dari Komdis dan belum adanya keputusan dari proses banding yang dilakukan.

“Hukuman apapun yang  diberikan Komisi Yudisial Federasi  adalah suatu hak dan kewajiban mereka. Demikian juga bagi klub, terdapat hak dan kewajiban untuk melakukan upaya untuk menjelaskan dan menguji terhadap keputusan tersebut,” ungkap Haruna Sumitro.

Mantan Ketua PSSI Provinsi Jawa Timur itu, membeberkan bahwa ketika klub sudah melakukan segala proses sesuai dengan haknya, melalui proses yudisial yang sudah ditetapkan. Termasuk melakukan melakukan kewajiban dari proses hukum tersebut, membayar denda yang ditetapkan dan juga melakukan upaya yang sudah diatur, apakah federasi sudah mengibanginya dengan kewajiban pada anggotanya?

Baca Juga:  Guntur Dikartu Merah, Ini Strategi Cepat Gomes

“Ini yang menurut kami harus didudukkan persoalannya dengan sebak-baiknya. Kejadian terhadap Madura United harus bisa menjadi pelajaran semua pihak, baik klub maupun kepada federasi,” ujarnya.

Tujuan daripada hukum yang diberikan, kata Haruna, tujuan utamanya adalah efek jera, pendidikan, dan proteksi agar ada kenyamanan dari potensi  tumbuhnya bisinis. Proteksi tersebut jangan sampai salah arah yang justru mematikan pondasi dari industri yang akan dikembangkan.

“Hukuman yang diterima Madura United selain denda terhadap pihak-pihak juga kepada Panpel pelaksana dan Komunitas suporter. Hukuman dengan laga usiran dan tanpa penonton itu adalah hukuman yang sulit diterima dengan nalar. Panpel sudah dihukum, komunitas suporter juga dihukum. Apa efek jera yang diinginkan dari hukuman tersebut?

Baca Juga:  Kadek Raditya Jadi Pemain ke-11 yang Dilepas Madura United

Hukuman tanpa penonton, hukuman denda dan hukuman usiran itu adalah tiga jenis hukuman yang berbeda. Kejadian Madura United tiga jenis hukuman itu sama-sama diberikan, denda, usiran dan hukuman tanpa penonton. Apa efek jera yang diinginkan dari kejadian di Madura?,” tegas Haruna panjang lebar.

Klub mau tidak mau dalam proses yudisial ini menjadi objek yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu, upaya banding juga tidak berproses dengan baik, kesal Haruna Sumitro.

“Peristiwa di Madura,  harus menjadi refleksi kepada semua pihak, baik kepada klub maupun kepada federasi.  Jangan kemudian efek jera yang diberikan justru mematikan seluruh aspek industri yang masih meletakkan pondasinya untuk berkembang,” tukasnya.

Reporter: Sule Sulaiman

Redaktur: Nur Aini