web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Pemkab Pamekasan Klaim Biaya yang Dikeluarkan Petani untuk Tanam Tembakau 2023 Menurun

Media Jatim
BEP Tembakau Pamekasan
(Dok. Media Jatim) Gambar BPP Tembakau Tahun 2022 dan 2023.

Pamekasan, mediajatim.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan sudah merilis Break Event Point (BEP) atau Biaya Pokok Produksi (BPP) Tembakau Tahun 2023.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Pada rilis tersebut, BPP Tembakau 2022 ternyata lebih tinggi nilainya daripada BPP Tembakau Tahun 2023 atau terjadi penurunan biaya produksi tanam tembakau tahun ini.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Pada 2022, BPP Tembakau Gunung Rp54 ribu, dan Rp53 ribu pada 2023. Tembakau tegal Rp47 ribu pada 2022 dan Rp44 ribu pada 2023. Hanya tembakau sawah yang naik: Rp34 ribu pada 2022 dan Rp39 ribu pada 2023.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Ajib Abdullah menjelaskan, turunnya biaya produksi tanam tembakau ini adalah sebuah pencapaian di satu sisi.

Baca Juga:  Warga Tolak Alih Fungsi Lahan untuk RSUDMA 2, Dinkes Sumenep: Proyek Itu Masih Wacana!

“Berarti pemkab berhasil mencari skema untuk menekan biaya pokok produksi tembakau,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Sabtu (15/7/2023).

Ajib mengakui ada kenaikan harga-harga dan biaya produksi untuk menanam tembakau tahun ini, namun, hasil produksi tembakau juga melonjak lebih dari kenaikan biaya produksi tersebut.

“Karena produksi meningkat, maka biaya yang dikeluarkan oleh petani akan terbilang lebih sedikit, karena rumus BPP ini adalah biaya produksi dibagi hasil produksi,” terangnya.

Dia mengatakan, DKPP dengan dinas terkait sudah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil produksi tanaman tembakau.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Dulu, klaim Ajib, yang biasanya per haktare hanya menghasilkan 600 kilogram, dengan bibit prancak 95, maka sejak 2021, per haktare sudah bisa menghasilkan 800 kilogram.

“Kita melakukan uji coba, jarak antartanaman atau pohon diperpendek, sehingga satu hektare yang semula berisi 25 ribu batang menjadi 35 ribu batang, produksinya akhirnya terus meningkat dari 600 ke 750 kilogram untuk tembakau gunung,” paparnya.

Baca Juga:  Operasi Patuh Semeru 2019, Bidik 8 Jenis Pelanggaran Ini

Bertambahnya jumlah pohon yang ditanam akan menambah biaya, tetapi, imbuh Ajib, masih akan lebih besar hasil produksinya.

“Misal uang atau biaya yang dikeluarkan Rp1 juta, hasil produksinya hingga 600 kilogram, maka biaya dibagi hasil produksi, hasilnya adalah apa yang disebut BPP tembakau per kilogram,” jelasnya.

Peningkatan hasil produksi tembakau ini, lanjut Ajib, secara otomatis akan menekan biaya yang dikeluarkan.

“Dengan menambah tanaman akan nambah biaya tapi juga ada hasil produksi yang melonjak, itu yang menentukan BPP 2023 menurun dari BPP 2022,” terangnya.

Sebelum dikeluarkan BPP ini, imbuh Ajib, sudah dihitung berapa biaya air, pupuk, buruh dan seterusnya. Termasuk, kenaikan harga untuk membuka lahan juga sudah dihitung.

“Kalau tahun depan hasil produksi tetap, dan biaya produksi naik, maka BPP-nya juga akan naik, karena begitu rumusnya,” tuturnya.(*/ky)