web media jatim

Peserta Asal Sumenep Keluhkan Cita Rasa Masakan Jambore Sedunia di Korsel: Bikin Nafsu Makan Hilang!

Media Jatim
Jambore
(Dok. Media Jatim) Ruang makan bersama pada pelaksanaan Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan, Sabtu (5/8/2023).

Sumenep, mediajatim.com — Peserta Jambore Pramuka Sedunia asal Sumenep kini sudah 11 hari berada di Korea Selatan (Korsel).

Sebagaimana diberitakan mediajatim.com sebelumnya, di Korsel para peserta jambore harus beradaptasi dengan cuaca yang panas dengan suhu 35 derajat celsius.

Wakil Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka Sumenep Masfufatul Khoiriyah yang saat ini masih di Korsel mengatakan, selain cuaca panas, para peserta juga harus beradaptasi dengan cita rasa makanan yang disediakan di acara internasional ini.

Masakan yang tersedia di Jambore Sedunia ini, kata Ria, serba hambar dan kurang sedap, tidak seperti makanan di Madura pada umumnya.

Baca Juga:  Cerita Mahasiswa Universitas Al-Azhar Asal Pamekasan Lebaran di Mesir: Lebih Meriah di Indonesia 

“Memang benar kebutuhan empat sehat lima sempurna sudah terpenuhi. Tapi rasa makanannya itu bagi kami kurang cocok di lidah. Sehingga, kami tidak nafsu makan,” ungkapnya, Selasa (8/8/202).

4_20250516_115309_0003
1_20250516_115308_0000
2_20250516_115309_0001
5_20250516_115309_0004
3_20250516_115309_0002
6_20250516_115309_0005
7_20250516_115309_0006

Alumni Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura itu menuturkan bahwa kondisi yang demikian menjadi tantangan bagi para peserta jambore asal Madura, khususnya yang dari Kabupaten Sumenep.

“Selain cuaca yang panas, makanan yang tidak cocok di lidah juga menjadi tantangan bagi kami,” terangnya.

Baca Juga:  Temukan 13 Anggota PPS Bermasalah, Bawaslu Sebut KPU Sumenep Teledor!

Namun meski menghadapi dua tantangan tersebut, lanjut Ria, peserta asal Sumenep tetap kuat bertahan. “Apalagi acaranya memang menyenangkan,” ujarnya.

Ria menambahkan bahwa dirinya aktif di Pramuka sejak duduk di bangku Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Sumenep.

Pramuka, bagi Ria, adalah organisasi yang komplet, karena sifatnya nasional dan internasional.

“Setiap negara pasti memiliki ciri khas Pramukanya sendiri, dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara. Jadi saya pikir Pramuka dapat menyatukan berbagai negara,” pungkasnya.(fa/faj)