Pamekasan, mediajatim.com — Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dari tahun ke tahun, tidak hanya membuat masyarakat merasa tercekik.
Sebagian kecil dari mereka justru merasa harus menjadikan situasi tersebut sebagai motivasi untuk melakukan hal-hal kreatif.
Sebutlah Khairul Umam. Tukang ojek yang kerap mangkal di Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu itu sempat mengeluhkan harga BBM yang terus merangkak naik.
Namun pada suatu hari dia sadar, bahwa mengeluh tidak membuat nasibnya berubah.
Warga Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan itu harus berpikir dan mencari solusi untuk mengatasi kenaikan BBM bagi dirinya yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Pada akhirnya dia mengambil langkah di luar nalar, yakni, mencoba merakit gas LPG 3 kilogram yang biasa dipakai ibu rumah tangga untuk memasak, menjadi pengganti BBM.
“BBM kan terus naik. Di Surabaya, ojek sudah pakai sepeda listrik. Di sini belum ke sepeda motor listrik karena harganya mahal, kami gak mampu beli,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Selasa (12/9/2023).
Lalu pada suatu ketika, Khairul dan rekannya, Maulana Malik Ibrahim, melihat seorang kurir mengendarai sepeda motor dengan bahan bakar Gas LPG 3 kilogram.
“Kami pun termotivasi untuk juga melakukan hal yang sama,” paparnya.
Pada saat itulah dia dan temannya mencari referensi. Termasuk, mencari ilmu dan tutorial di youtube.
“Setelah itu kami coba, kami bereksperimen, dan hampir dua minggu percobaan kami gagal,” ceritanya.
Kendalanya, kata Khairul, sepeda hanya hidup sebentar. Mati saat hendak dibawa jalan. Lalu, tidak kuat di jalan menanjak.
“Kami tidak menyerah, kami kerjakan sendiri tanpa kita bawa ke bengkel hingga akhirnya sampai pada titik ini, bisa menggunakan sepeda dengan bahan bakar gas LPG dan bisa mengantar penumpang ke mana-mana,” tuturnya.
Sementara itu, rekan Khairul, Maula Malik Ibrahim mengatakan, alat-alat untuk merangkai gas LPG menjadi bahan bakar sepeda motor ini dibelinya di toko online.
“Alatnya tidak begitu sulit, kami belinya di Shoppe, mulai dari karburator gas, dan lain-lain, dan kami tidak mengubah mesin sepeda motor, tetap seperti bawaan pabrik,” paparnya.
Karena tidak mengubah teknologi dasar mesin, sepeda milik mereka berdua itu juga tetap bisa menggunakan bensin bilamana gas LPG-nya habis di tengah jalan.
“Jadi motor ini bisa menggunakan dua bahan bakar. Dan memakai gas ini enak. Mesinnya halus. Oli jernih dan bawaannya lebih enteng daripada memakai bensin,” jelasnya.
Warga Kecamatan Pademawu itu mengatakan, satu tabung gas LPG bisa dipakai satu sampai dua hari dan bisa tembus jarak hingga 250 kilometer.
“Kalau kita hitung-hitung, kita bisa hemat Rp50 ribu daripada memakai bensin karena harga isi ulang LPG ini kan Rp17 ribu,” ungkapnya.
Lana juga menyampaikan, bahwa sudah ada empat orang yang menggunakan gas LPG sebagai BBM sepeda motor.
“Semua yang pakai itu tukang ojek, dan kami pakai gas sudah sejak awal 2023,” bebernya.
Adapun kelemahan dari BBM dengan gas LPG ini ialah tempat untuk menaruh tabung gas di sepeda. Untuk sepeda automatic bisa diletakkan di tempat kaki, namun, selain itu, harus dibuatkan tempat khusus.
“Kami berharap pemerintah memberi kami tempat khusus untuk bisa merakit ini, karena kami juga punya impian bisa memakai gas untuk mobil juga,” pungkasnya.(MAG/ky)
Moga dpt fasilitas, sebagai anak bangsa yang telah berinovasi yang pisitif
Ndak bahaya ta ?