Cerita Dokter Spesialis di RSUD Pamekasan Sembuhkan Pasien yang Matanya Tertusuk Tujuh Bambu

Media Jatim
Rsud Pamekasan
(Dok. Media Jatim) dr. Budi Santoso memegang alat Perimetri dan kamera Funduscopy.

Pamekasan, mediajatim.com – Beberapa bahkan sebagian besar orang hanya mengetahui bahwa seorang dokter itu identik dengan penghasilan yang besar.

Beberapa orang hanya mengetahui bahwa seorang dokter itu biasanya memiliki kekayaan di atas rata-rata: rumah, mobil dan aset yang banyak.

Meskipun hal itu tidak keliru, tetapi ada yang terlepas dari pengetahuan umum orang kebanyakan, yakni, tentang lika-liku dan “kengerian” seorang dokter menangani pasien.

Lika-liku menangani pasien itu pernah dialami oleh Direktur RSUD dr. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan dr. Raden Budi Santoso.

Kepada mediajatim.com Budi bercerita, bahwa pada tahun 2016 silam, dia pernah menangani pasien yang mata kirinya tertusuk tujuh bambu kecil.

“Waktu itu malam-malam, datang pasien laki-laki usianya sekitar 30 tahun asal Sumenep ke UGD RSUD Smart. Kondisi bola mata kirinya tenggelam. Jadi ketika kelopak matanya dibuka maka tidak kelihatan ada bola matanya di situ,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (13/10/2023).

Menurut pengakuan keluarganya, kata dokter spesialis mata itu, si pasien ini sempat mendapatkan perawatan di salah satu fasilitas kesehatan di Sumenep, namun, belum membuahkan hasil serta penanganan lebih lanjut.

“Sebenarnya pasien ini sudah dirawat beberapa hari di fasilitas kesehatan lain sebelumnya. Namun karena tidak ada penanganan lebih lanjut, atas permintaan keluarga, dibawalah pasien ini ke RSUD Smart,” sambung Budi.

Baca Juga:  Azana Hotel Gelar Kids Cooking Class Donuts & Fried Chicken

Budi menjelaskan, bahwa kondisi yang dialami pasien mata tertusuk bambu tersebut membutuhkan tindakan Computed Tomography Scan (CT Scan) untuk mengetahui penyebab tenggelamnya bola mata si pasien.

“Dari hasil CT Scan, ternyata ada beberapa benda asing yang menekan bola matanya ke dalam. Lanjut kami lakukan observasi sebelum operasi pengambilan benda asing ini,” beber Budi.

Hasil observasi, lanjut Budi, diketahui bahwa mata sang pasien itu tertancap tujuh bambu kecil-kecil, dan beruntungnya, bambu-bambu tersebut tidak mengganggu otak atau bagian vital lainnya.

Setelah semuanya aman, kata Budi, kemudian dilakukanlah operasi. Dalam operasi mata tersebut, Budi berhasil mengangkat tujuh bambu yang menancap di bola mata sang pasien.

“Benda asing bambu ini panjangnya satu ruas jari dan ini yang menekan bola matanya ke dalam. Kami lakukan operasi pengambilan bambu dengan sangat hati-hati. Setelah tujuh bambu ini kami ambil, bola mata pasien kembali pada posisi semula,” jelasnya.

Setelah menjalani operasi, si pasien tersebut dirawat inap secara intensif selama tiga hari.

Baca Juga:  Buntut Dugaan Penggelapan Kompensasi Pileg, Eks Kader dan Banom DPC PPP Sampang Saling Lapor Polisi

“Setalah dirawat tiga hari di rumah sakit, pasien mengaku penglihatannya berangsur membaik. Kami juga menganggap tidak ada hal lain yang mengkhawatirkan. Jadi waktu itu, kami perbolehkan pulang,” tutur Budi.

Lalu, pada saat kontrol pascaseminggu pulang dari rumah sakit, imbuh Budi, pasien mengaku penglihatannya semakin membaik dari hari ke hari.

Pasien dan pihak keluarga pun sangat senang dan berterima kasih karena penanganan di rumah sakit RSUD Pamekasan berbuah manis.

“Kami tentu senang, sangat senang, karena si pasien ini bisa pulih dan penglihatannya semakin membaik. Harapan kami juga semoga sampai saat ini kondisinya tetap baik dan normal seperti sebelumnya,” harapnya.

Dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang ini mengatakan bahwa dalam menangani pasien parah seperti itu, seorang dokter dituntut bisa mengendalikan dan menata emosinya dengan baik.

“Kami tetap harus profesional saat dilanda masalah apa pun di luar tugas, dokter dengan kondisi emosional yang tidak bagus dilarang untuk menangani pasien. Karena sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana kinerja saat melakukan tindakan medis,” pungkasnya.(mj15/faj/ky)