Display 17 Agustus _20240918_112934_0000

HCML Lanjutkan Upaya untuk Jadi Pemasok Gas Terbesar di Jawa Timur

Media Jatim
Gas HCML
(Dok. Media Jatim) WHP Superintendent Lapangan BD Redhata Rangkuti dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas-KKKS di Madura, Rabu (1/11/2023).

Sampang, mediajatim.com — Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky CNOOC Madura Limited (HCML)–yang menjadi operator Wilayah Kerja (WK) Madura Strait–terus berkomitmen untuk tetap menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur.

Saat ini, produksi sales gas HCML sebesar 250 MMSCFD (250 juta kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30 persen dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” terang WHP Superintendent Lapangan BD Redhata Rangkuti dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas-KKKS di Madura, Rabu (1/11/2023).

Produksi Lapangan BD didukung oleh tiga fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di dekat Kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO) yang dioperasikan oleh pihak ketiga dengan skema kontrak.

Produksi dari Lapangan BD terdiri dari gas asam dan beracun H2S sekitar 4.500 ppm dari WHP yang kemudian diolah di FPSO untuk menghasilkan sweet gas untuk dijual ke pembeli dan produk samping dari gas asam yang kemudian diubah menjadi belerang cair (Molten Sulphur) di FPSO.

Baca Juga:  Satpol PP Pamekasan Klaim Sosialisasi Tuai Hasil, Sejumlah Toko Berhenti Jual Rokok Ilegal!

Gas tersebut juga mengalami proses pemisahan untuk menghasilkan kondensat yang kemudian secara berkala ditransfer ke kapal tanker (condensate offtake).

Dari FPSO sales gas yang sudah memenuhi spesifikasi ini akan dikirim ke GMS melalui pipa gas bawah laut sepanjang kurang lebih 53 kilometer dari BD Field Offshore ke GMS Pasuruan.

Total kapasitas produksi dari lapangan ini atau rate gas dari sumur sekitar 120 MMSCFD dan 6.000 BCPD atau 6.000 barel kondensat per hari. Sedangkan untuk sales gas, berdasarkan data per 31 Oktober 2023 ialah sebesar 110 MMSCFD.

Banner Iklan Media Jatim

Sementara itu untuk lapangan 2M (MBH dan MDA), kapasitas produksi gasnya sebesar 125 MMSCFD dengan sales gas mencapai 121 MMSCFD.

Kemudian untuk lapangan MAC kapasitas produksi gas sebesar 23 MMSCFD dan sales gas mencapai 19 MMSCFD berdasarkan data per 31 Oktober 2023.

Dengan tiga lapangan dan beberapa lapangan baru yang akan dikembangkan, diharapkan tidak hanya akan membuat produksi HCML meningkat tetapi juga menjadi lebih terintegrasi untuk kegiatan produksi yang lebih masif.

“Kami berharap melalui tiga lapangan yang ada dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur dalam menyerap potensi suplai gas dari HCML. Seperti kita ketahui dalam beberapa waktu mendatang akan ada beberapa pengembangan industri di Jawa Timur,” terang Redhata.

Baca Juga:  Air Sungai di Pamekasan Berubah Merah, DLH Mengaku Masih Menelusuri

Selain sebagai pemasok gas bumi, HCML juga berhasil mengolah residu gas bumi menjadi produk belerang cair sebab lapangan BD sendiri merupakan fasilitas lepas pantai pertama di Asia yang menghasilkan belerang cair dan melakukan pembongkaran belerang cair setelah melakukan pemuatan sulfur cair untuk pertama kali pada 2017.

“FPSO di lapangan BD HCML memiliki teknologi gas treatment unit, gas dehydration, condensate stabilization dan sulfur recovery unit yang merupakan FPSO pertama dengan sulfur recovery unit (SRU),” bebernya.

Untuk rencana ke depan, HCML saat ini tengah mengembangkan dua lapangan baru yakni lapangan MDK yang dijadwalkan on stream di kuartal tiga tahun 2024 dan lapangan MBF yang saat ini tengah memasuki tahap Front End Engineering Design (FEED) untuk selanjutnya menuju tahap pengajuan POD (plan of development) yang rencananya akan on stream pada kuartal empat tahun 2025.

“HCML akan terus berupaya untuk melakukan pengembangan lapangan-lapangan gas baru untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia, hal ini juga dibarengi dengan tujuan untuk mendukung SKK Migas dalam pencapaian produksi gas sebesar 12 BSFD atau 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030,” pungkasnya.(*/ky)