web media jatim

Bantuan RTLH Pemkab Pamekasan Roboh Timpa Pria Sebatang Kara hingga Luka Kepala

Media Jatim
RTLH Pamekasan
(Dok. Media Jatim) Kondisi rumah Ariyanto Santoso setelah ambruk di Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan, Selasa (28/11/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Nasib pilu dialami seorang warga Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan, Ariyanto Santoso (75).

Rumah hasil bantuan pemerintah miliknya ambruk tanpa sebab, Senin (27/11/2023) siang.

Peristiwa nahas tersebut terjadi saat Ariyanto sedang duduk sendirian di teras rumahnya. Lalu, tiba-tiba atap dan sebagian bangunan rumahnya ambruk.

Tidak sempat mengamankan diri, Ariyanto tertimpa ambruknya atap teras hingga menyebabkan kepalanya luka dan berdarah.

Salah seorang tetangga Ariyanto, Mistar, menjelaskan bahwa saat kejadian, hanya Ariyanto yang ada di dalam rumah sebab dia memang hidup sebatang kara.

“Kepala dan hampir sekujur tubuhnya terluka, sebab tertimpa asbes gelombang saat kejadian,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Pastikan Layanan Tak Tersendat selama Cuti Lebaran 2024

Kata Mistar, saat peristiwa terjadi, tidak sedang ada hujan lebat atau angin kencang di sekitar lokasi, namun atap rumah tiba-tiba ambruk.

“Saya lupa tahun berapa persisnya dibangun, rumah ini memang bantuan pemerintah, tapi tidak tahu bantuan dari siapa, kalau dari bangunannya saja, kan, masih kelihatan baru,” ujarnya.

4_20250516_115309_0003
1_20250516_115308_0000
2_20250516_115309_0001
5_20250516_115309_0004
3_20250516_115309_0002
6_20250516_115309_0005
7_20250516_115309_0006

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Fungsional Penata Kelola Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Pamekasan Dwi Budayana Eka menjelaskan bahwa rumah tersebut dibangun pada 2017 dengan anggaran Rp15 juta.

“Jadi Rp2,5 juta itu untuk ongkos kuli bangunannya, dan Rp12,5 juta untuk bahan-bahan,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga:  Ramadhan Berbagi, APB Bagikan Santunan pada Anak Yatim dan Dhuafa

Pada saat itu, kata Dwi, anggaran bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tersebut hanya untuk memperbaiki tembok atau tidak keseluruhan rumah.

“Kalau atapnya kayaknya tidak, atau mungkin diperbaiki tapi tidak maksimal,” jelasnya.

Dwi menyebut bahwa salah satu kendala yang biasa dihadapi penerima bantuan RTLH adalah kurangnya tambahan anggaran secara pribadi sehingga rumah tidak bisa direnovasi maksimal.

“Mungkin kayu yang tidak diganti itu mungkin rapuh dimakan rayap, namun kami upayakan untuk tahun depan mendapat bantuan lagi, sebab Pak Ariyanto sebatang kara,” pungkasnya.(rif/ky)