Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

Pengamat: PPP, Nasdem dan Demokrat Paling “Berdosa” Bila hanya Ada Satu Calon di Sumenep!

Media Jatim
Diskusi Politik Jong Sumekar 2024
(Ikhwan Fajarisman/Media Jatim) Diskusi politik Jong Sumekar dan BEM FISIP UNIJA bertajuk Demokrasi dan Kepemimpinan Tunggal di Hotel C1 Sumenep, Rabu (29/5/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Jong Sumekar dan BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wiraraja (UNIJA) menggelar diskusi politik bertajuk Demokrasi dan Kepemimpinan Tunggal di Hotel C1 Sumenep, Rabu (29/5/2024).

Banner Iklan Media Jatim

Diskusi ini dilatarbelakangi fenomena politik sejumlah figur “berduyun-duyun” mendaftarkan diri bukan menjadi calon bupati (Cabup) melainkan menjadi calon wakil bupati (Cawabup) dari figur Fauzi.

Sejumlah pimpinan partai politik (Parpol), pengamat, aktivis, mahasiswa, akademisi, komisioner KPU, Dekan FISIP UNIJA dan wartawan dari beberapa media hadir dalam diskusi ini.

Salah satu pimpinan partai yang hadir adalah Ketua DPC Gerindra KH. Ilyas Siradj. Dalam kesempatan tersebut dia memaparkan dua syarat utama membangun demokrasi yang substansif.

Baca Juga:  Drop Hampir Sepekan, Polisi Belum Bisa Periksa Terduga Pembuang Bayi di Sumenep

Dua syarat dimaksud yakni otak cerdas dan solidnya konstituen. “Tapi, seringkali apa yang sudah ditata dan direncanakan bertahun-tahun gagal dan hancur ketika uang sudah jalan setengah malam,” terangnya di tengah forum.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

Sementara menurut pengamat politik Wildan Rasaili, demokrasi menginginkan kompetisi yang berarti dengan alternatif dan pilihan-pilihan. Namun kata dia, demokrasi juga membolehkan calon tunggal.

“Aklamasi tidak haram apabila memenuhi dua syarat. Pertama, publik menerima adanya calon tunggal. Kedua, kinerja, prestasi, kepuasan dan kenyamanan publik yang menjadi indikator dari publik menerima itu,” paparnya.

Baca Juga:  Penanganan Kasus Narkoba Dinilai Kurang Serius, PN Pamekasan: Harus Segera Dibentuk BNNK

Dosen FISIP UNIJA itu juga menyampaikan bahwa saat ini Parpol paling kuat dan berpotensi mendorong calon tunggal di Sumenep adalah PDI Perjuangan.

“Jika semua Parpol merapat atau berkoalisi dengan PDIP, maka ini calon tunggal sudah,” jelasnya.

Dan apabila akhirnya hanya ada satu calon, tambah Wildan, maka yang paling berdosa dalam hal ini adalah PPP, Nasdem dan Demokrat.

“Yang paling berdosa ya PPP, Nasdem dan Demokrat. Karena tiga partai ini telah membiarkan potensi calon tunggal itu,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada Pileg 2024 kemarin, PPP mendapat 6 kursi, Demokrat 7 dan Nasdem 5. Sementara syarat minimal dukungan untuk maju di Pilkada Sumenep yakni 10 kursi.(mj2/ky)