web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Budayawan Soroti 104 Event Pemkab Sumenep: Tak Menarik, Wajar Minus Apresiasi!

Media Jatim
Budayawan
(Dok. Facebook Syaf Anton) Budayawan Madura Syaf Anton WR.

Sumenep, mediajatim.com — 104 event Pemkab Sumenep yang disiapkan oleh Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) setempat selama 2024 ini menuai beberapa tanggapan, utamanya dari kalangan budayawan.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Salah satunya, tanggapan itu muncul dari Budayawan Madura R Syaiful Anwar alias Syaf Anton WR.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Syaf Anton mengatakan, kegiatan dalam Calender of Event 2024 Pemkab Sumenep harusnya mengarah pada pemberdayaan kebudayaan.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

“Dalam pemberdayaan kebudayaan itu, seharusnya menonjolkan kualitas daripada kuantitas,” ucapnya, Senin (5/8/2024).

Baca Juga:  2 Cara Cegah Kematian Akibat Henti Jantung, Berikut Paparan Dokter RSUD Smart Pamekasan

Kata Syaf Anton, Sumenep tidak kekurangan seniman dan budayawan. Namun, sedikit sekali dari mereka yang dilibatkan dalam event Pemkab Sumenep.

“Lihat hasilnya, event itu sekadar program kegiatan. Tidak ada konsep pengembangannya. Itu karena sedikit atau bahkan tidak ada seniman yang dilibatkan,” ujarnya.

Menurut Syaf Anton, kesenian, tradisi dan budaya bukan sekadar menampilkan suatu pertunjukan di depan publik dan dikunjungi banyak orang.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Akan tetapi, bagaimana masyarakat mengapresiasi kegiatannya. Kegiatan itu, kalau sudah diapresiasi oleh masyarakat berarti kan berhasil mengundang daya tarik. Selama ini kan tidak diapresiasi oleh masyarakat,” imbuhnya

Baca Juga:  Cemara di Jalan Nambakor Sumenep Tak Terawat, DLH Berdalih Bukan Wewenangnya!

Minusnya apresiasi publik, ujar Syaf Anton, karena event Pemkab Sumenep selama ini cenderung biasa-biasa saja dan tidak menarik.

“Coba tanyakan ke seniman atau masyarakat yang paham menikmati pertunjukan, pasti mereka bilang tidak menarik. Ya, karena tujuan dari event itu pasar, bukan kesenian, tradisi dan budaya,” tuturnya.

Lebih lanjut Syaf Anton menilai, selama ini Disbudporapar hanya menjadikan UMKM sebagai alasan untuk menggelar event-event tersebut.

“Kalau tujuannya untuk pengembangan UMKM dan ekonomi masyarakat, mana buktinya? Sekarang, yang terbukti itu masyarakat Sumenep masih miskin,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 18 Juli 2024, Sumenep menjadi kabupaten termiskin nomor urut tiga di Pulau Jawa.(man/faj)