Sumenep, mediajatim.com — 104 event Pemkab Sumenep yang disiapkan oleh Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) setempat selama 2024 ini menuai beberapa tanggapan, utamanya dari kalangan budayawan.
Salah satunya, tanggapan itu muncul dari Budayawan Madura R Syaiful Anwar alias Syaf Anton WR.
Syaf Anton mengatakan, kegiatan dalam Calender of Event 2024 Pemkab Sumenep harusnya mengarah pada pemberdayaan kebudayaan.
“Dalam pemberdayaan kebudayaan itu, seharusnya menonjolkan kualitas daripada kuantitas,” ucapnya, Senin (5/8/2024).
Kata Syaf Anton, Sumenep tidak kekurangan seniman dan budayawan. Namun, sedikit sekali dari mereka yang dilibatkan dalam event Pemkab Sumenep.
“Lihat hasilnya, event itu sekadar program kegiatan. Tidak ada konsep pengembangannya. Itu karena sedikit atau bahkan tidak ada seniman yang dilibatkan,” ujarnya.
Menurut Syaf Anton, kesenian, tradisi dan budaya bukan sekadar menampilkan suatu pertunjukan di depan publik dan dikunjungi banyak orang.
“Akan tetapi, bagaimana masyarakat mengapresiasi kegiatannya. Kegiatan itu, kalau sudah diapresiasi oleh masyarakat berarti kan berhasil mengundang daya tarik. Selama ini kan tidak diapresiasi oleh masyarakat,” imbuhnya
Minusnya apresiasi publik, ujar Syaf Anton, karena event Pemkab Sumenep selama ini cenderung biasa-biasa saja dan tidak menarik.
“Coba tanyakan ke seniman atau masyarakat yang paham menikmati pertunjukan, pasti mereka bilang tidak menarik. Ya, karena tujuan dari event itu pasar, bukan kesenian, tradisi dan budaya,” tuturnya.
Lebih lanjut Syaf Anton menilai, selama ini Disbudporapar hanya menjadikan UMKM sebagai alasan untuk menggelar event-event tersebut.
“Kalau tujuannya untuk pengembangan UMKM dan ekonomi masyarakat, mana buktinya? Sekarang, yang terbukti itu masyarakat Sumenep masih miskin,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 18 Juli 2024, Sumenep menjadi kabupaten termiskin nomor urut tiga di Pulau Jawa.(man/faj)