Angkat Bicara Terkait Calon Tunggal, Kiai Dardiri Sebut Demokrasi di Sumenep Bopeng!

Media Jatim
Dardiri
(Dok. Instagram A Dardiri Zubairi) Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimim, Gapura, Sumenep, K. A. Dardiri Zubairi.

Sumenep, mediajatim.com — Isu semakin santernya calon tunggal di Pilkada Sumenep 2024 memantik sejumlah komentar dari tokoh publik di kabupaten berjuluk Kota Keris ini. Apalagi, kini banyak partai yang telah memutuskan untuk berkoalisi dengan petahana.

Seorang tokoh publik, K. A. Dardiri Zubairi menjelaskan bahwa Sumenep tidak kekurangan kader terbaiknya untuk diusung menjadi kepala daerah di Pilkada 2024.

“Saya rasa munculnya satu pasangan calon tidak ada relevansinya dengan kekurangan kader. Kader menurut saya surplus. Pesantren tidak kekurangan kader untuk sekadar menjadi kepala daerah,” ucapnya, Minggu (4/8/2024).

Semakin kuatnya potensi calon tunggal di Pilkada Sumenep, kata Kiai Dardiri, berkaitan dengan upaya aktor politik yang berhasrat untuk membangun kekuasaannya.

“Ada upaya aktor kuat yang mau membangun kekuasaannya secara sentralistik dengan kombinasi kekuasaan politik dan ekonomi yang menjalar hingga pusat. Karena sang aktor juga dikenal sebagai pengusaha,” jelasnya.

Baca Juga:  Resmi Duduki Kursi Kapolres Pamekasan, AKBP Dani Minta Dukungan Semua Pihak

Berdasarkan sejarah, lanjut Kiai Dardiri, dua kiai pesantren pernah berhasil memenangkan Pilkada di Kabupaten Sumenep.

“Selama empat periode, Sumenep dipimpin kiai, yakni KH. Romdlan Siraj (2000-2010) dan KH. Busyro Karim (2010-2020),” ujarnya.

Terkait Pilkada Sumenep 2024, Pengasuh Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin itu mengaku tidak mengerti dengan keputusan DPP PKB yang hanya puas mencalonkan diri sebagai wakil bupati.

“Menarik dianalisis, DPP PKB sebagai pemenang kedua pemilu (setelah PDIP) hanya menempatkan calonnya sebagai Wabup,” tuturnya.

Selain PKB, Kiai Dardiri juga merasa heran ke DPP PPP yang tidak kunjung mengeluarkan rekom kepada Ketua DPC PPP Sumenep KH. Muhammad Ali Fikri. “Padahal, basis PPP di Kabupaten Sumenep sangat kuat,” singkatnya.

Dari situasi politik ini, terang Kiai Dardiri, benar apabila ada analisis yang mengatakan bahwa semakin kuatnya calon tunggal di Pilkada Sumenep berkat keberhasilan sang aktor kuat dalam mengunci DPP PKB, PPP dan partai yang lain.

Baca Juga:  DPRD Sumenep Kawal Penyelundupan Pupuk Bersubsidi, Zainal Arifin: Akan Kami Ungkap Semuanya

Lobby tingkat tinggi pasti dimainkan sebagai cara untuk menutup akses pasangan calon lain di Pilkada 2024. Apalagi yang muncul misalnya calon yang memiliki basis (politik dan kultural) yang kuat seperti KH. Muhammad Ali Fikri,” lanjutnya.

Lebih lanjut Wakil Kutua PCNU Sumenep itu menerangkan, apabila terjadi calon tunggal pada Pilkada 2024, maka akan menjadi sejarah baru bagi kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.

Realitas politik seperti ini, ucap Kiai Dardiri, menunjukkan bahwa demokrasi di Sumenep mengalami kemunduran luar biasa. “Menurut saya, fakta ini menjadikan wajah demokrasi Sumenep telah bopeng, tidak menarik dan menggairahkan,” pungkasnya.(man/faj)