Display 17 Agustus _20240918_112934_0000

11 Tahun Jadi Perajin Keris, Empu dari Sumenep Ini Bisa Raup Cuan Rp50 Juta Sekali Bikin!

Media Jatim
Keris
(Ikhwan Fajarisman/Media Jatim) Empu asal Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Krisyanto, sedang membuat keris, Senin (5/8/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep adalah daerah para empu keris.

Ada 446 empu keris di desa ini. Uniknya, para perajin keris di desa ini tidak hanya berasal dari kalangan tua, melainkan juga pemuda. Bahkan, siswa SD dan SMP di Desa Aeng Tong-Tong ini sudah belajar membuat keris.

Salah seorang empu keris Desa Aeng Tong-Tong, Krisyanto (40) mengaku sudah 11 tahun menekuni dunia keris.

“Kalau cuma keris biasa dan tidak mengikuti pakem keris, saya bisa menghasilkan tiga keris setiap hari,” ucapnya, Selasa (6/8/2024).

Namun kalau untuk keris yang bagus, ujar Kris, butuh waktu agak lama. “Ya, kalau pembeli mau digarap halus, pekerjaannya bisa lebih lama. Kadang satu keris bisa selesai dalam tiga hari. Kadang bisa seminggu. Tergantung pakem kerisnya juga,” imbuhnya.

Baca Juga:  IDI Pamekasan Imbau Dokter Tak Hasut Pasien Pindah ke Layanan Berbayar

Lebih lanjut Kris juga menjelaskan bahwa yang paling sukar dalam pembuatan keris, yakni saat meratakan dasarnya.

“Ini adalah pondasi dari keris itu sendiri. Sebagaimana bangunan, kalau dasarnya tidak kuat dan bagus, ke atas pasti jelek. Butuh waktu sekitar satu tahun lebih untuk handal dalam meratakan dasar keris,” jelasnya.

Banner Iklan Media Jatim

Setelah meratakan dasarnya, ujar Kris, proses selanjutnya yakni membentuk keris. “Di bagian ini cukup mudah, karena hanya membentuk keris sesuai keinginan empu atau pembeli,” ucapnya.

Usai keris dibentuk, tutur Kris, empu kemudian membuat kembang kacang keris sesuai selera pembeli.

Baca Juga:  UNIBA Datangkan Alumni ITB Bedah SDA Madura, Rektor: Kami Akan Buka Fakultas Perminyakan dan Pertambangan!

Tahap selanjutnya dalam proses awal pembuatan ini, ujar Kris, yaitu menyatukan gonjo dengan keris. “Bagian ini sangat mudah. Karena hanya memukul-mukul gonjo untuk disatukan dengan keris,” bebernya.

Kata Kris, untuk proses pembuatan keris selanjutnya cukup sulit. “Yang mudah memang cuma pada proses awal pembuatannya. Untuk selanjutnya lebih sulit,” paparnya.

Adapun harga satuan keris, ujar Kris, beragam. “Kalau kualitas biasa, atau yang termurah, harganya Rp100 ribu. Tapi kalau pamornya bagus dan halus bisa sampai Rp10 juta. Saya juga pernah dapat Rp15 juta,” tuturnya.

Saat ini, Kris juga mengaku telah menyelesaikan keris seharga Rp50 juta. “Untuk yang ini kerisnya sudah selesai tapi belum dikirim ke pemiliknya,” pungkasnya.(man/faj)