web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01

Sanggar Binaan Santoso Madura Tampilkan Tari Saman di Penutupan MTQ Pamekasan

Media Jatim
Sanggar
(Fitria M/Media Jatim) Penampilan Tari Saman dari Sanggar Tari MTs Negeri 1 Pamekasan pada Penutupan MTQ ke-31 di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (25/9/2024) malam.

Pamekasan, mediajatim.com — Sanggar Tari MTs Negeri 1 Pamekasan binaan Santoso Madura menampilkan Tari Saman pada Penutupan Musabaqah Tartil Qur’an (MTQ) ke-XXXI di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (25/9/2024).

Sanggar binaan pria bernama lengkap Rachmad Santoso itu sukses menyita perhatian para audiens yang hadir pada acara tersebut.

Santoso mengatakan, meski sukses menampilkan Tari Saman, anak binaannya tersebut sempat drop beberapa jam sebelum tampil.

“Terakhir latihan tadi siang dan anak-anak sempat drop, saya pun juga ikut drop. Tapi ada teman yang datang bawa semangat yang bilang ‘kalau kalian drop, acara ini bisa rusak’,” ungkapnya, Rabu (25/9/2024) malam.

Baca Juga:  Diisukan Jadi Paslon Bayangan di Pilkada Bangkalan, Mathur: Itu Propaganda Politik!

Kendati demikian, Santoso mengaku puas atas penampilan anak didiknya tersebut meski persiapannya terbilang mepet. “Persiapannya terbilang mepet, yaitu empat hari,” tuturnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

Terkait tarian yang ditampilkan anak didiknya itu, ujar Santoso, tidak jauh berbeda dengan tari saman pada biasanya.

“Tapi saya melakukan improvisasi dari gerakan aslinya. Makanya saya disebut penata gerak bukan penciptanya,” ujarnya.

Santoso mengaku bahwa dirinya adalah penyair. Namun, bukan berarti dirinya tidak mampu di bidang kesenian tari.

Baca Juga:  Bupati Sumenep Achmad Fauzi Ditagih Janjinya, IMKS Klaim Pembangunan di Darat dan Kepulauan Timpang!

“Fokus saya teater. Orang teater wajib tahu semua seni yang ada di bumi ini. Walaupun tidak memahami, tapi teorinya wajib punya. Karena kata Rhoma Irama, seni adalah bahasa pemersatu antarbangsa,” jelasnya.

Sebagai seorang penyair, dirinya sadar untuk terus belajar. “Moto saya, belajarlah untuk hidup, hiduplah untuk belajar. Artinya semua harus diawali dengan belajar. Kalau sudah tekun belajar pasti akan mampu, dan semangat utama saya itu doa sang ibu,” tutupnya.(fit/faj/**)