Sejak munculnya nomor urut bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, dunia persilatan di Kabupaten Pamekasan langsung ramai. Semula saya tidak mau ikutan urusan “satu” dan “dua” ini. Tetapi karena dunia persilatan ramai dengan angka itu, terpaksa saya juga harus ikutan. Setidaknya ikut serta meramaikan, semumpung masih hangat.
Angka yang sedianya hanya sebagai media penentu posisi dalam baris lembaran surat suara pencoblosan, kini menjadi sesuatu yang bernilai magis bagi paranormal; bernilai seni bagi kaum kreatif, dan; bernilai petunjuk bagi kaum pemikir, kemudian menyeret pada banyak spekulasi para cendikia. Meski tidak ada korelasi khusus secara ilmiah, beberapa para akademisi-dalam status facebooknya-berusaha mengaitkan antara nomor yang didapatkan dengan faktor lain; seperti faktor keberuntungan.
Dalam banyak tinjauan ilmu pengetahuan nomor urut tidak mendapatkan bagian dalam upaya menyukseskan seseorang, tetapi berbeda dalam kacamata numerologi. Misalnya, dalam numeurologi: orang dengan angka kehidupan 1 (satu) adalah tipe orang yang senang mengungkapkan penemuan dan cara-cara baru untuk menyelesaikan hal-hal dalam hidup. Ide-ide brilian cenderung mudah menghinggapi benak mereka.
Kelebihan lain dari angka satu, atau angka yang sering kita sebut sebagai angka ganjil ini adalah disukai oleh Allah SWT. Seperti dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya Allah itu witir (esa/ganjil) dan suka pada yang ganjil” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi). Dalam surat al-ikhlas ditegaskan bahwa Allah itu satu (ganjil), “Katakanlah (Muhammad) Allah itu satu”. Sebab Allah ganjil, maka Dia suka dengan sesuatu yang ganjil.
Satu merupakan sebuah angka yang dari situlah semua angka bermula. Adanya angka 2 (dua) misalnya dihasilkan oleh pertambahan angka 1 (satu) dengan angka 1 (satu); angka 3 (tiga) dihasilkan dari angka 2 (dua) ditambah angka 1 (satu). Artinya bahwa tidak mungkin ada angka apapun tanpa adanya satu, karena satu adalah dasar dan lainnnya adalah turunan. Segala sesuatu memang berasal dari yang satu, yaitu Allah SWT.
Penulis hanya meyakini satu hal, kalau ada sebagian orang berusaha mengingkari kebaikan angka satu, pasti dalam keadaan terpaksa. Karena siapapun orangnya, selalu ingin menjadi orang nomor satu, dapat juara kesatu, dan dinomorsatukan. Tidak mungkin jika ada orang menginginkan menjadi orang nomor dua, dapat juara kedua, dan dinomorduakan. Jika ada, pasti akan berat menjalani hari-harinya.
Jadi begini, dalam tinjauan apapun nomor 1 (satu) itu pasti yang terbaik.
Wallahu a’lam!
Pamekasan, 13 Pebruari 2018
Musannan, Sekretaris Lesbumi PCNU Pamekasan.