MediaJatim.com Banyuwangi – Mengendarai motor rakitan beroda 4, Achmad Zulkarnain difabel asal Dusun Krajan Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat meluncur ke lokasi pemotretan. Dengan kamera yang dibawanya, dia mulai membidik objek.
Cekrek, suara kameranya mulai berbunyi, pertanda objek yang ia cari sudah didapat. Begitulah sekilas cerita pria berusia 26 ini dalam kegemarannya menjadi fotografer di Banyuwangi.
“Saya kenal kamera sejak saya bekerja di warnet, sekitar 4,5 tahun lalu,” ujar Zul, nama akrabnya, saat beberapa media mengkonfirmasi di kediamannya.
Lebih detail Zul bercerita tentang riwayatnya menjadi fotografer, sejak bekerja menjadi penjaga warnet itu dia sering mendapat orderan memotret. Namun saat itu foto yang sering ia dapat foto jenis identitas diri. Dari sini, Zul mulai faham dengan edit foto. Tak disangka, waktu itu hasil editan dan foto Zul terlihat bagus.
“Gajinya bulanan, kalau ndak salah Rp 350 ribu perbulan,” terangnya.
Setelah lama dan faham tentang fotografi, Zul memutuskan berhenti mejadi penjaga warnet dan bekerja pada seseorang, gajinya ia pergunakan untuk kredit kamera selama 18 bulan. Dan kamera yang di idamkan itu akhirnya ia dapatkan. Dari sini dia terus mengembangkan bakatnya tersebut, hingga sekarang.
“Hasil foto saya pernah laku Rp 7 juta. Laku di Lombok,” terang Zul, mengingat masa itu.
Sementara untuk penghasilan sebulan, Zul mampu menghasilkan uang dari bakatnya senilai Rp 25 juta. Dari penghasilannya ini, dipergunakan Zul untuk biaya hidup dan biaya kuliahnya. Saat ini Zul, tengah menempuh fakultas hukum di Untag Banyuwangi.
“Untuk Weeding Rp 5 juta. Tapi yang banyak motret produk-produk, budgetnya Rp 15 sampai 20 juta,” jelas Zul, lagi.
Dari karyanya itu, Zul semakin tenar dan sering menjadi bintang tamu dalam acara beberapa televisi Nasional, mengupas tentang hobinya tersebut.
“Sering mas, bahkan pernah diundang ke luar negri,” katanya.
Dari keterbatasannya, Zul juga sering menjadi narasumber sebagai motivator bagi warga penyandang disabilitas di Indonesia. Meski memliki keterbatasan, Zul mampu tegar dan terus berkarya.
“Dulu saya hampir frustasi, karena keterbatasan ini. Namun semejak saya SMP Luar Biasa, saya begitu banyak mendapat ilmu tentang hidup, saya bisa tegar dan berkarya hingga sekarang,” pungkas fotografer yang sering jalan bareng bersama fotografer kondang Darwis Triadi, tersebut.
Reporter: Yudi Irawan
Redaktur: Sulaiman