MediaJatim.com, Surabaya – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mewakili Presiden RI Joko Widodo menghadiri Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2017 di Lapangan Makodam V Brawijaya Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Dalam arahannya, Menko meminta agar semangat kesetiakawanan sosial sangat diperlukan dalam mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan tangguh.
“Kita perlu gotong royong, saling bahu-membahu dan bekerja sama dalam membangun Indonesia. Semua pihak dapat terlibat aktif sesuai kapasitas dan perannya masing-masing. Petani, guru, perawat, mahasiswa, pelajar, insinyur, semua punya peran memajukan Indonesia,” paparnya.
Senada dengan Menko PMK, Menteri Sosial Khofifah Indah Parawansa mengajak seluruh masyarakat Indonesia menggelorakan semangat kesetiakawanan sosial secara nasional sebagai modal dasar membangun bangsa yang kokoh menuju Indonesia Sejahtera.
“Para pejuang dan pendahulu kita telah memberikan teladan yang sangat baik tentang kesetiakawanan sosial. Maka kini tugas kita melanjutkan perjuangan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas kesetiakawanan sosial dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun,” katanya.
Mensos mengatakan format kesetiakawanan sosial dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari hal kecil dalam keluarga. Misalnya dengan mengembangkan sikap toleransi, saling menyayangi, saling menghormati dan tolong-menolong.
“Setiap dari kita memiliki kesempatan untuk berkontribusi membangun negeri ini. Maka marilah kita mulai dari hal yang paling sederhana yang telah diteladankan para pejuang dan pahlawan Indonesia yakni semangat kesetiakawanan sosial,” ajak Mensos.
Puncak HKSN 2017 dihadiri sekira 10 ribu peserta dari seluruh Indonesia. HKSN diperingati setiap tanggal 20 Desember sebagai rasa syukur dan hormat atas keberhasilan seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman bangsa lain yang ingin menjajah.
Peringatan HKSN merupakan upaya mengenang, menghayati, dan melakukan aksi dengan semangat persatuan, kesatuan, kegotong-royongan dan kekeluargaan, bahu membahu mengatasi permasalahan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa atas pendudukan kota Yogyakarta oleh tentara Belanda pada 1948. Saat itu Yogyakarta merupakan Ibu Kota Republik Indonesia.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Hartono Laras mengatakan saat ini peringatan HKSN diperlukan sebagai upaya perekat keberagaman, menggugah perasaan empati terhadap kesulitan orang lain secara bersama-sama melalui aksi nyata, bersama untuk kebaikan semua dan mendorong keberagaman tersebut
menjadi suatu kekuatan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.
“HKSN selalu diawali dengan kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) yang tahun ini dimulai secara bersama dari dua titik berbeda yakni dari Madura dan lintas jalur selatan mulai dari Pacitan. Di Madura, Tim LBKS bergerak dari Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Sementara dari Pacitan bergerak ke Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Malang dan berakhir di Surabaya,” katanya.
Dalam LBKS yang berlangsung mulai 8 hingga 19 Desember 2017 dilakukan pengobatan massal, penyuluhan bahaya narkoba dan pornografi kepada Guru TK, PAUD dan SD, pemberian alat bantu disabilitas (alat bantu
dengar, tongkat netra, kursi roda), pengukuran kaki tangan palsu, pemberian bantuan sembako, penyerahan akta lahir, pemberian mainan anak, penyaluran kacamata baca kepada lansia, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pembangunan infrastruktur air, donor darah, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni dan pencairan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan masyarakat Jawa Timur sangat terbantu dengan LBKS. Sambutan wong cilik tampak antusias di 11 kabupaten dan kota yang disinggahi.
“Mereka merasakan manfaatnya dan semoga makin memperkuat kesetiakawanan sosial masyarakat,” tutur pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini.
Soekarwo menambahkan bahwa untuk memperkuat dan memperdalam kesetiakawanan sosial telah dicontohkan dengan baik saat terjadi longsor di Pacitan pada 28 November 2017 lalu. Semua pihak turun tangan dan gotong royong. Baik dari pemerintah, relawan, maupun unsur masyarakat lainnya.
“Kesetiakawanan dan gotong royong ini membuahkan hasil yang luar biasa. Dari total 6.603 rumah yang rusak, sebanyak 400 unit sudah selesai diperbaiki dalam 7 hari,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Mensos berharap nilai-nilai kesetiakawanan sosial di Jawa Timur dapat dilakukan di daerah lain dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Puncak HKSN juga diwarnai penyerahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial kepada Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Lampung, Ketua PKK Provinsi Jawa Timur, Ketua PKK Provinsi Kalimantan Selatan, Bupati Barito Kuala (Kalsel), Bupati Murung Raya (Kalteng), Bupati Minahasa Tenggara (Sulut), Bupati Gorontalo Utara (Gorontalo), Bupati Berau (Kaltim), Walikota Blitar (Jatim), Walikota Manado (Sulut), Walikota Medan (Sumut), Walikota Banjar (Jabar), Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dan Ketua Umum IPWL (Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkoba) Kota Makassar (Sulsel).
Di akhir acara, Ketua HKSN 2017 Margiono menyerahkan bendera pataka kepada Gubernur Gorontalo dimana Provinsi Gorontalo akan menjadi Tuan Rumah penyelenggaraan HKSN Tahun 2018.
Reporter: Ubaidillah D
Redaktur: Sule Sulaiman