Opini  

Mari, Berpolitik dengan Baik!

Media Jatim

Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita teringat pepatah ‘gemah ripah loh jinawi’. Ingat, bukan “lemah rupiah e-loh gakjadi”. Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai ‘en dam onio atau the good life’.

InShot_20241111_121036630
InShot_20241111_154314461

Dalam politik, semua pengamat sepakat bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution).

Lima (5) poin tersebut berkaitan antara yang satu dengan yang lain; termasuk negara sebagai sebuah kedudukan. Setiap pemimpin dalam suatu pemerintahan akan sangat berbeda dalam penerapan empat poin sebagai langkah taktis, bergantung tipikal orangnya. Bila orangnya baik, maka akan baik dalam menjalankan roda pemerintahan; dan ini juga berlaku sebaliknya.

Baca Juga:  Merdeka Belajar, Tantangan di Tengah Pandemi

Kalau berbicara tentang kebijakan yang bersifat publik, alokasi dan distribusi, itu bersandar kepada kemampuan kepala negara atau daerah yang memimpin. Dengan power yang dimilikinya oleh seorang kepala negara atau daerah, maka ia mempunyai kesempatan untuk merubah keadaan menjadi lebih baik; atau bisa sebaliknya.

Dinas lingkungan hidup kabupaten sumenep_20241112_113109_0000
IMG-20241113-WA0037

Sehingga apabila power (kepercayaan) diberikan kepada seseorang yang mempunyai tingkat integritas yang rendah, maka signifikansi perubahan juga rendah. Dalam konteks pilkada hari ini, masyarakat harus lebih hati-hati dalam menentukan sikap (baca: pilihan), karena pilihan kita menentukan maju mundurnya daerah yang kita tempati.

Baca Juga:  Membalik Konfigurasi Calon di Pilkada Pamekasan 2024

Masyarakat harus pandai menggali rekam jejak kontestan yang sedang bertarung dalam bursa pilkada ini. Sebab, salah memilih pertaruhannya adalah lima (5) tahun ke depan. Yang perlu dipahami bahwa aksi propaganda di media sosial sama sekali tidak memenuhi representasi dari figur manapun. Mereka hanya menginginkan tatanan masyarakat menjadi kacau balau, tidak lebih dari itu.

Tentu, setiap figur mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dan jangan sampai kekurangan itu dijadikan sebagai sebuah celah untuk mencaci maki seseorang. Kita harus yakin bahwa sopan santun masih mempunyai posisi tingkat paling tinggi dalam bersikap. Mari, selamatkan Pilkada Pamekasan 2018 untuk mencapai tata pemerintahan yang lebih baik.

Wallahu a’lam!

Pamekasan, 28 Januari 2018